Sarolangun, AP – Populasi ikan semah yang dibudidayakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, lewat program lubuk larangan terancam aktivitas maraknya penambangan emas liar di daerah itu.
“Ikan semah adalah ikan termahal dan favorit serta kelas satu di Sarolangun. Hanya saja saat ini habitatnya terancam oleh aktivitas tambang liar, hal ini tentu sangat mengganggu habitat ikan semah,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten setempat, Asnawi, Jumat (17/03).
Asnawi mengatakan, populasi ikan semah yang habitatnya di aliran sungai bagian hulu yang ada di Kabupaten Sarolangun itu, termasuk paling banyak di daerah Jambi.
Pemerintah pun membuat program larangan di bagian hulu Seperti di hulu Sungai Batang Limun, Sungai Batang Asai, sungai di Kecamatan Bathin VIII desa Tanjung Gagak dan Batu Penyabung.
Namun di bagian hulu sungai juga menjadi wilayah paling banyak aktivitas tambang emas liar itu.
“Intinya daerah hulu sungai yang aliran sungainya deras dan yang masih alami harusnya tidak terkontaminasi oleh aktivitas tambang emas liar. Sebab habitat ikan semah itu ada di situ,” katanya.
Ke depan ia berharap aktivitas tambang emas liar tidak ada lagi karena bahan-bahan kimia yang digunakan dalam aktivitas tambang liar itu menurutnya sangat merusak perkembangbiakkan ikan semah, salah satunya kandungan merkuri.
“Tentu kedepan kita sangat berharap aktivitas tambang liar semakin hari semakin berkurang, karena hal itu tentu sangat mengganggu apa yang menjadi rencana program kita terhadap pembudidayaan ikan semah,” kata asnawi.
Sementara itu terkait bencana banjir saat ini, ia mengatakan belum ada laporan dan temuan pihaknya atas kerugian terhadap program pembudidayaan ikan kolam dan juga kehilangan hewan ternak.
“Sejauh ini tidak ada laporan kerugian atas musibah banjir, dan kita sudah cek kelapangan. 135 unit kolam berbagai jenis ikan masih dalam titik aman serta ternak juga belum ada laporan hilang akibat banjir,” katanya menambahkan. ant