Muarasabak, AP.- Ratusan warga Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjabtim) mengeluhkan lantaran diserang penyakit kulit yang menimbulkan rasa gatal di sejumlah bagian tubuhnya. Penyakit kulit ini diduga akibat dampak kotoran burung wallet.
Di Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjabtim, memang banyak dijumpai bangunan tinggi yang menjadi sarang burung wallet, mulai setengah permanen hingga permanen berdiri kokoh di daerah ini.
Kepala Puskesmas setempat dr Neri, membenarkan banyaknya keluhan penyakit kulit yang diderita masyarakat Kecamatan Kuala Jambi. Hal ini dibuktikan jumlah kunjungan pasien, yang mencapai ratusan orang sepanjang 2016.
“Keluhan panyakit kulit ini paling banyak kunjungan pasiennya, di Puskesmas saja mencapai ratusan kunjungan, belum lagi jika warga berobat dengan dokter atau bidan yang membuka praktek,” terang dr. Neri.
Mayoritas masyarakat di Kecamatan Kuala Jambi, sebagian besar masih mengkonsumsi air hujan. Sayangnya, air hujan yang ditampung warga tersebut, telah terkontaminasi oleh kotoran burung walet yang banyak beterbangan di sekitar permukiman warga.
“Solusinya cuma satu, warga harus membiasakan cara hidup sehat. Salah satunya dengan tidak lagi mengkonsumsi air hujan, karena selain telah terkontaminasi, air hujan juga tidak bagus untuk kesehatan,” katanya.
Namun merubah cara hidup masyarakat di Kecamatan Kuala Jambi cukup sulit, karena mengkonsumsi air hujan sudah menjadi kebiasan dan telah terjadi sangat lama. Padahal, air minum kemasan sendiri telah banyak dijumpai di Kecamatan Kuala Jambi.
“Mudah-mudahan dengan adanya keluhan penyakit gatal ini, sedikit banyak dapat merubah prilaku masyarakat untuk hidup sehat,” harap Dr. Neri, yang secara perlahan memberikan sosialisasi tentang cara hidup sehat kepada masyarakat setempat.
Selain keluhan penyakit kulit berupa gatal, kunjungan pasien terbanyak yakni penyakit DBD. Bahkan beberapa bulan lalu, belasan santri pondok pesantren, terpaksa menjalani rawat inap karena memiliki gejala DBD. Namun setelah dilakukan pemeriksaan intensif, dari belasan santri tersebut hanya dua orang saja yang positif terserang DBD.
“Kecamatan Kuala Jambi ini termasuk daerah pasang surut dan rawa, jadi daerah ini termasuk daerah yang paling disukai untuk perkembangbiakan nyamuk aides. Apalagi sekarang sudah masuk musim penghujan,” tandasnya.fni