Sengeti, AP – Selama sepekan terakhir, gas elpiji ukuran 3 Kg di Kabupaten Muarojambi mengalami kelangkaan. Harga gas melon di tingkat pengecer di Desa Pudak dan Desa Muarokumpeh Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muarojambi mengalami kenaikan yang signifikan sampai Rp 25.000 pertabung. Sedangkan untuk di pangkalan sendiri mengalami kekosongan stok. Meskipun mahal, warga terpaksa membeli, bagi sebagian yang tidak kebagian terpaksa memasak menggunakan kayu bakar.
“Kemarin adik saya beli Rp 25 ribu pertabung. Saya hari ini mau beli sudah dak ado lagi yang jual. Terpakso sayo masak pake kayu bakar,” sebut Herlina warga Desa Pudak.
Dirinya menyebut, meskipun harga yang ditebus untuk membeli lebih mahal dari biasanya. Masyarakat tetap akan membeli karena sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
“Biar mahak yang penting ado. Ni sudah mahal dakdo pulo yang jual,” keluhnya.
Permintaan yang tinggi tidak diimbangi dengan stok yang memadai. Hal inilah yang diduga menjadi pemicu kelangkaan gas. Mardi Zulpan (54), pemilik pangkalan gas di Jalan Raya Pelabuhan RT 08 Desa Muarokumpeh menyebut bahwa pasokan gas yang ada di pangkalan miliknya dikirim dari agen setiap seminggu sekali. Diakuinya dengan jumlah yang dikirim agen ke pangkalannya tidak mencukupi untuk menampung permintaan pelanggan di daerahnya.
“Kito dikirim agen cuma 100 tabung perminggu, permintaan banyak sementara stoknya sedikit, begitu datang langsung habis,” akunya.
Dikatakannya, dirinya sudah berusaha meminta penambahan pasokan gas dari agen. “Nak nambah dak boleh sementara peminatnyo banyak,” sebutnya.
Hal ini tentu patut menjadi perhatian pihak terkait. Kelangkaan gas diharapkan tidak berlangsung lama dan segera kembali normal seperti biasanya. bds