Muaratebo, AP – Penjabat (Pj) Bupati Tebo, membantah kalau skala prioritas pembangunan dalam peningkatan pengaspalan jalan nasional sepanjang 3,8 Km, di Desa Pintas Tuo, Kecamatan Muaro Tabir, yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) 2016 senilai Rp 12,4 Miliar, dan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana Perseroan Terbatas Air Panas Semurup (PT. APS), luput dari pengawasan.
Pj. Bupati Tebo, Agus Sunaryo, usai menghadiri rapat paripurna di Aula Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tebo, diwawancarai Aksi Post dan sejumlah awak media lainnya membantah kalau pengawasan proyek pekerjaan pengaspalan jalan tersebut tidak berjalan.
“Sebenarnya pengawasan pengaspalan jalan tersebut sudah berjalan. Masyarakat juga telah melaporkan kepada kita, ada sejumlah titik baru diaspal jalan sudah ada yang rusak. Oleh karena itu hari ini juga (kemarin, red) sudah saya perintahkan tim pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan rakyat (PU-Pera) Tebo, untuk turun langsung ke lokasi,” tegasnya. Selasa (20/12) kemarin.
Pj. Bupati Tebo tidak menampik kalau aspal jalan tersebut baru siap perkerasan, begitu masuk dalam pengerjaan pengaspalan pertama aspal sudah rusak.
“Maka secara teknis pengaspalan ini akan diulang lagi dan pengawasannya bakal diperketat,” ujar Agus Sunaryo.
Untuk konsultan pengawas, lanjutnya, sekarang ini tetap berjalan. Pasalnya setiap kali ia lewat ke sana, warga Desa Pintas Tuo selalu kordinasi kepadanya melalui telpon.
“Perlu diingat, proyek pengaspalan ini masih dalam tahap pekerjaan dan masih ada masa pemeliharaan,” sebutnya.
Terpisah, aktivis Tebo, Ade Diansah Putra, dikonfirmasi Aksi Post kemarin menegaskan pihaknya bakal menggiring permasalahan proyek aspal jalan Desa Pintas Tuo.
“Kita akan lakukan aksi di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi,” tegasnya.
“Kadis PU Tebo bilang kalau nilai anggaran jalan Pintas Tuo sebesar Rp 12,4 Miliar tersebut untuk dua lokasi, namun saat ditanyai di mana lokasi jalan yang satunya lagi Kadis PU Hendri Nora tak mau menyebutkannya. Jika anggaran jalan Pintas Tuo sepanjang 3,8 Km sebesar Rp 12,4 M, luar biasa dan tak masuk akal, terlebih lagi pengerjaanya tidak sesuai yang diharapkan,” tandasnya. ard