Jambi, AP – Tahun 2016 lalu, Bandara Sultan Thaha sempat berhenti beroperasi akibat kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi. Dampak dari kebakaran hutan yang meluas, minimnya alat bantuan pesawat mendarat, memaksa penumpang yang akan terbang dari Jambi menuju Jakarta dan sebaliknya harus menuju Palembang dan Padang.
Melihat musibah yang berdampak terhadap penerbangan ini, anggota DPR RI dapil Jambi, H Bakri, mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mencari jalan keluar. Jika di kemudian hari masih ada musibah kebakaran yang menimbulkan asap pekat, tidak mengganggu penerbangan di Jambi.
Ini mengingat Jambi merupakan salah satu daerah penggerak perkonomian. Alhasil pada awal tahun 2016 ini, pemerintah pusat menganggarkan untuk membangun instrument landing system (ILS) untuk Bandara Sultan Thaha.
Kepala Airvav Anton, mengakui ILS bandara akan segera dioperasikan. Saat ini, kata Anton, masih dalam tahap verifikasi, akan diuji coba kalibrasi, seperti ketepatan dan arah angin.
“Jika tidak ada halangan, tanggal 9 Januari akan diuji coba kalibrasi. Mengingat padatnya jadwal uji coba di seluruh bandara Indonesia, Jambi mendapat bagian tanggal 9 Januari,” ujarnya.
Jika sudah memenuhi persyaratan pasca uji coba kalibrasi, pada akhir Januari mendatang ILS Bandara Sultan Thaha akan segera beroperasi secara resmi. Itu artinya, untuk mendaratkan pesawat di Bandara Sultan Thaha cukup dengan jarak 250 meter sudah bisa mendarat. Sedangkan sebelumnya, mendaratkan pesawat tanpa bantuan ILS harus memiliki jarak pandang minimal 850 meter. met