Sarolangun, AP – Baru tiga bulan menjadi Pj Kepala Desa, Penjabat (Pj) Kepala Desa Ladang Panjang, Kabupaten Sarolangun, Hapis, terpaksa mendekam di balik jeruji besi Mapolres Sarolangun bersama dua rekan sekampungnya Drajat dan Saidi Kadus, Diduga terlibat kasus perambahan hutan seluas 40 hektar yang dilakukan bersama rekannya.
Menanggapi hal itu, Pj Bupati Sarolangun Arief Munandar langsung menegaskan akan mengganti Peltu Kades tersebut, ini dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan agar pemerintahan tetap berjalan.
“Segera kita ganti, sebab pelayanan masyarakat terus berjalan dan jangan sampai terganggu,” tegasnya, Selasa (03/01).
Seperti yang diberitakan sejumlah media sebelumnya, Hapis ditangkap aparat Kepolisian Polres Sarolangun beberapa hari lalu dan kini masih mendekam di sel mapolres Sarolangun karena dugaan perambahan hutan di lokasi Samhutani. Karena itu Pj Bupati akan menunjuk Peltu yang baru guna memastikan roda pemerintah tetap berjalan.
“Kita akan minta pandangan Camat, BPMPD untuk mengisi jabatan tersebut,” kata Arief.
Untuk diketahui, Peltu Kades Hapis di tangkap karena melakukan perambahan di kawasan ijin PT. Samhutani bersama tiga tersangka lainnya. Keempat tersangka diduga telah menggarap lahan hingga 40 Ha..tersebut.Hapis PJ Kades Ladang Panjang bersama tiga rekanya Sulaiman, Drajat dan Saidi Kadus, pada Sabtu 31 Desember 2016 diamankan Polres Sarolangun akibat melakukan perambahan kawasan hutan yang mencapai 40 Ha.
Untuk di ketahui Peltu Kades Hapis dengan jumlah Empat tersangka tersebut langsung ditahan dirutan Polres Sarolangun, pasalnya keempat tersangka dijerat dengan UU kehutanan no 41 tahun 1999, dengan ancaman pidana 3-10 penjara serta denda mencapai 10 M.
Seperti yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Sarolangun AKP Suhartono, saat dikonfirmasi awak media membenarkan penangkapan empat tersangka perambah hutan.
“Benar kita amankan empat tersangka perambah hutan, yang masuk dalam kawasan hutan, salah satunya adalah Pj Kades Ladang Panjang,” jelas Kasat.
Sementara itu untuk ancaman pidananya cukup tinggi, dan ditambah denda.
“Mereka kita jerat dengan UU kehutanan, dan terancam kurungan 3-10 tahun penjara dan juga denda mencapai 10 M,” tegasnya. luk