Kualatungkal, AP – Banjir Rob merupakan salah satau puncak dimana air pasang rob menggenangi jalan di kota Kualatungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar).
Banyak ruas utama yang tergenang air diantaranya jalan Kihajar Dewantara (Siswa), Simpang Islamic hingga menuju jalan Merdeka, Jalan Panglima, Jalan Kalimantan, Jalan Andalas, Jln Pahlawan, Jln Ketapang, Jalan Asia, Jalan Kapten Derham (nelayan), dan di seputaran perkantoran bupati dan Kantor Pos serta beberapa jalan dan gang lainnya, Senin (09/01) kemarin.
Kondisi ini menjadikan Kualatungkal seperti kolam renang. Namun, banjir kemarin (red-Minggu) tidak banyak dimanfaatkan oleh anak-anak untuk berenang atau bermain air di jalanan karena air paasaang terjadi pukul 10.00-12.00 WIB.
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor, bahkan tanpa terkecuali pengendara roda empat pun terpaksa melewati jalan yang tergenang. Meski pengendara tau kendaraannya akan berkarat atau terendam sehingga mati secara tiba-tiba.
“Kita khawatir motor kita keropos atau bekarat kalau sudah tergenang air pasang ini, soalnya air ini asin. Mau tidak mau kalau sudah begini terpaksa kendaraan kita bilas dengan air hujan lagi,” kata salah seorang pengendara motor Sunarko di lokasi.
Sementara itu, di kawasan tanggo rajo ulu yang kebanyakan warganya berdagang agak sedikit mengeluh karena banjir membuat kendaraan takut untuk mampir ke toko untuk berbelanja.
“Kalau pas banjir agak sedikit repot lah, karena kan air pas di depan toko, kalau omset tak berpengaruh,cuma keadaan banjir membuat kendaraan berfikir lewat,” ujar Johan salah satu Pedagang di Kawasan Tanggo Rajo.
Ia mengakui, saban banjir tinggi pasti didepan tokonya terus banjir. Iapun berharap agar masalah ini bisa teratasi. Sehingga ke depannya jalan protokol yang ada tak lagi tergenang air.
“Kalau seperti ini tentu aktifitas kita terhambat, kalaubisa terus ditinggikan rigit beton,” tambahnya.
Warga lainnya, Gatot berharap ke depan ada perbaikan sejumlah anak sungai di kawasan ibukota kabupaten itu. Jika dimungkinkan ada program pembuatan DAM di sepanjang aliran anak sungai yang melintasi pusat kabupaten.
“Setidaknya itu harapan kita, sehingga debit air yang datang yang masuk masih bisa tertahan dan tidak meluber ke jalanan seperti saat ini,” kata Gatot.
Sementara itu, aktivitas Gelombang di perairan Pengabuhan kualatungkal dan sekitarnya yang mencapai satu hingga Dua meter menuntut pengusaha angkutan laut harus berhati-hati.
Kepala Kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan KSOP Kualatungkal, Asrizal Said melalui kasatkambandar Junaidi mengatakan, intensitas gelombang laut memang tengah mengalami peningkatan. Walaupun belu adanya himbauwan dari BMKG, namun pihaknya berharap para pengusaha laut tetap waspada.
“Bukan hanya penumpang, Pengusaha angkutan laut juga harus waspada, khususnya bagi aktivitas yang melewati ambang luar seperi Tungkal, batam, Tungkal Tanjung pinang, atau Tungkal tembilahan, mendahara, atau pun sebaliknya,” ujarnya.
Dikatakannya, walaupun belum adanya himbauan dari BMKG terkait intensitas gelombang atau tingginya gelombang untuk wilayah perairan pengabuhan, namun perubahan angin laut saat ini juga berpengaruh besar terhadap peningkatan intensitas gelombang.
“Saat ini kita tengah menghadapi angin utara, kekuatan angin dapat menimbulkan gelombang besar. Kondisi ini sangat membahayakan jika pengusaha atau pelaku usaha laut tidak waspada,” terangnya.
Ia berharap, bukan hanya pengusaha angkutan laut, nelayan tradisional juga diharapkan tetap waspada. (her)