Batanghari, AP – Wakil Bupati Batanghari, Sofia Joesoef Fattah, beberkan terkait keretakannya dengan Bupati Batanghari Sahirsyah, dihadapan awak media, usai pelantikan Kabinet Batanghari Bersatu Jilid III Jum’at (03/02) lalu, orang nomor 2 di Bumi Serentak Bak Regam ini buka-bukaan bahwa hubungannya dengan Bupati Batanghari Sahirsyah sudah lama tidak harmonis.
Disebutkan Sofia, tidak harmonisnya hubungan pasangan “Jargon Bersatu” ini sejak tiga bulan terakhir ini. Dirinya mengaku tidak pernah dilibatkan dalam berbagai hal seperti proses penyusunan struktur perangkat Daerah dari pelantikan pertama hingga pelantikan besar besaran 581 Pejabat Pemkab Batanghari jilid III.
“Hubungan kami tidak harmonis sejak pelantikan pejabat pertama. Banyak hal yang seharusnya ikut saya pikirkan selama ini tidak pernah dilibatkan.
Visi Batanghari BERSATU itu hanya janji, lebih baik dihapus saja,” Ungkap Sofia.
Lebih lanjut dikatan Sofia, sebelum dirinya berpasangan bersama Sahirsyah melaju di Pilkada 2015 lalu, telah berkomitmen untuk majukan Batanghari bersama, terlebih saat rotasi, mutase dan promosi pejabat.
“Janji awal penyusunan perangkat daerah itu 50:50 kenyataannya jangankan lima puluh persen, tiga persen saja tidak ada.Yang lebih menyedihkan, Pelantikan 581 Pejabat Pemkab Batanghari saya selaku Wakil Bupati tidak diundang, sepertinya Bupati tidak komitmen, saya tidak mau jadi ban serep’nya,” Kata Sofia
Dijelaskan Mantan Istri Bupati Batanghari 2009-2016 ini, sejumlah pejabat tidak ada komunikasi baik dengannya, bahkan dirinya yang mencari informasi kapan pelantikan.
“Saya heran Banyak yang tidak ada komunikasi baik kepada saya selaku Wakil Bupati, semua bungkam, seperti Mulawarman, Rijaludin, Sekda, semua bungkam kalian tulis itu,” Ungkap Sofiah dengan nada kesal.
Sofia mengisahkan, dia diminta untuk mendampingi Sahirsyah dalam pilkada sebagai wakil bupati. Keduanya bekerja sama hingga memenangi pilkada Desember 2015 lalu.
Sofia mengakui sejak beberapa bulan terakhir ini mengatakan bahwa biasanya undangan dalam acara bupati jarang sekali ada disposisi kepada wakil bupati.
“Jika Bupati keluar daerah tidak ada mandat kepada saya, apa lagi dalam berbagai pengambilan keputusan tidak dilibatkan, sebagai wakil bupati memang saya tidak berwenang memutuskan sesuatu hal, tapi setidaknya karena sudah satu paket dalam kemenangan pilkada, saya seharusnya bisa dilibatkan dalam sumbang saran. Kenyataannya tidak pernah sama sekali,” ujarnya.
Lebihlanjut Sofia mengatakan, dirinya selaku pilihan masyarakat tetap ngantor dan melayani kebutuhan masyarakat sesuai kewenangan yang dimilikinya.
“Secara pribadi, saya tidak punya masalah. Namun, secara kedinasan, saya kecewa.Selaku Wakil Bupati Saya pernah mau nenghadap Bupati tapi tidak bisa ketemu.”Akunya.
Menanggapi hal ini, Salah satu tokoh masyarakat Batanghari, Eli Zukri, menyebutkan, dalam peraturan dan perundang-undangan sudah jelas menyebutkan, tugas, kewenangan, dan kewajiban wabup karena pemerintahan dapat berjalan baik jika ada komunikasi yang baik.
“Kita berharap hal yang membuat kegaduhan di tubuh pemerintah Batanghari ini tidak berjalan panjang, jika keributan ini terus berjalan, kasian masyarakat Batanghari sendiri dan juga pejabat yang ada dikwatirkan gagal fokus membangun infra struktur Batanghari,” ungkap Eli Zukri. Sup