Bupati: Soal Perijinan Saya Garansi Tidak Akan Dipersulit
Muarasabak, AP – Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), H. Romi Hariyanto, begitu tertarik dengan prospek budidaya ikan Toman yang dikunjunginya di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri). Ketertarikan itu karena kesamaan karakteristik lokasi budidaya yang menurutnya begitu mirip dengan sebagian besar di wilayah Tanjabtim. Baik kondisi air, lahan sekitar maupun tata kelola air di sekitar tambak.
Apalagi, prospek ekonomisnya sungguh menjanjikan. Bayangkan saja, untuk setiap tambak Toman dengan luas satu hektar, dengan masa produksi delapan bulan bisa menghasilkan hingga 180 ton Toman siap ekspor.
“Dengan sepuluh tambak ini, kami bisa panen seribu delapan ratus sampai dua ribu ton,” kata Aleng, pengelola tambak Toman menjelaskan kepada Romi bersama sejumlah stafnya di Tanjungkapur, Kelurahan Gunungkijang, Kecamatan Gunungkijang, Selasa (07/01) kemarin.
Per kilogram Toman bisa dijual hingga sembilan puluh ribu rupiah di Singapura. Jika ditotal, omsetnya bisa lebih Rp 100 Miliar. Investasinya sendiri memang terbilang tak murah. Selain ketersediaan lahan dan sistem kerja yang harus terukur, persoalan pakan menjadi pengeluaran produksi yang paling tinggi. Untuk mencukupi suplay bagi 10 hektar tambak, dibutuhkan sedikitnya 30 ton pakan setiap harinya. Pakannya adalah ikan sampah atau yang biasa disebut ikan rucah. Pakan ini tidak bisa dipenuhi dari lokal melainkan harus didatangkan dari Kabupten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Harga pakan sendiri sampai di Tanjungpinang bisa hingga lima ribu rupiah per kilogram.
“Sebetulnya tidak efisien, di samping harga jadi tinggi kualitas pakan juga jauh menurun sampai di sini’,” Aleng menjelaskan.
Karena itu Aleng mengaku bahwa Ahe sebagai pimpinannya sangat tertarik membangun tambak di Tanjabtim. Apalagi menurutnya, waktu jarak tempuh antara Muarasabak Tanjabtim ke Singapura masih dianggap cukup ekonomis. Baik Aleng maupun Ahe yang merupakan warga negara Singapura merasa sangat tertarik dengan ajakan bupati Romi. Terlebih kepada keduanya secara tegas Romi menyampaikan bahwa persoalan birokrasi akan dipermudah.
“Saya jamin aktivitas investasi di Tanjabtim akan nyaman dan adil bagi setiap investor. Soal Perijinan saya garansi tidak akan dipersulit,” tegas Romi.
Adapun pola investasi yang diharapkan Romi untuk usaha tambak ikan Toman ini salah satunya adalah kemitraan dengan masyarakat setempat. Dia menyebut, kemungkinan pola kemitraan inti-plasma.
“Agar masyarakat sekitar bisa diberdayakan dan ikut menerima manfaat dari investasi yang masuk ke sekitar mereka,” tutupnya. fni