Jambi, AP – Badan Pusat Statistik (BPS) Jambi mencatat nilai impor provinsi itu pada Desember 2016 mengalami kenaikan lebih dari 100 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 5,16 juta dolar AS menjadi 15,68 juta dolar AS.
“Naiknya nilai impor daerah kita pada Desember tahun lalu karena dipicu kenaikan kelompok komoditas makanan, mesin dan alat angkutan serta hasil industri lainnya,’ kata Kepala BPS Jambi, Dadang Hardiwan, di Jambi, Selasa (07/02).
Sedangkan untuk kelompok bahan kimia mengalami penurunan sebesar 80,66 persen dan impor di Provinsi Jambi melewati tiga pelabuhan utama yang ada di Jambi yakni Pelabuhan Talang Duku, Muara Sabak dan Kuala Tungkal.
Bila dilihat dari perannya pada kumulatif Januari hingga Desember 2016, impor mesin dan alat angkutan mencapai 65,78 persen, hasil industri 22,08 persen dan bahan kimia 11,19 persen.
“Sedangkan untuk kelompok komoditas makanan dan sejenisnya sebesar 0,66 persen serta kelompok komoditas karet dan sejenisnya hanya berperan 0,29 persen,” kata Dadang.
Kemudian dilihat dari perkembangan nilai impor Provinsi Jambi pada Desember 2016 dari negara-negara pengimpor utama. Transaksi impor yang mengalami persentase kenaikan signifikan adalah dari Malaysia sedangkan impor terbesar adalah impor kapal untuk transportasi orang dan barang dari negara Malta senilai 12,75 juta dolar AS.
Nilai impor terbesar sejak Januari hingga Desember 2016 berasal dari Singapura mencapai 40,74 juta dolar AS dan bila dilihat perannya terhadap total impor Provinsi Jambi, maka Singapura mempunyai peran terbesar yaitu sebesar 31,26 persen, India 15,61 persen dan Tiongkok 14,31 persen.
BPS Jambi juga mencatat, nilai impor Provinsi Jambi menurut golongan penggunaan barang dari kelompok barang-barang modal sebesar 13,02 juta dolar AS, diikuti impor bahan baku dan penolong 2,66 juta dolar AS.
Struktur nilai impor Provinsi Jambi pada Januari-Desember 2016 berubah bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015. Pada periode Januari-Desember 2015, nilai impornya didominasi oleh bahan baku dan penolong sebesar 56,37 persen.
Untuk barang-barang modal sebesar 41,10 persen dan barang-barang konsumsi sebesar 2,53 persen, sedangkan pada periode Januari-Desember 2016 di dominasi oleh barang-barang modal 62,27 persen, bahan baku dan penolong 36,29 persen dan barang-barang konsumsi 1,44 persen.
“Berubahnya struktur impor Provinsi Jambi antara lain disebabkan oleh impor beberapa barang modal dalam bentuk kapal dari India dan Singapura,” kata Kepala BPS Jambi, Dadang Hardiwan. ant