Merangin, AP – Kekerasan terhadap jurnalis masih terus terjadi, beberapa hari yang lalu salah satu wartawan Jek Tv, Riko Saputra mengalami tindak kekerasan saat meliput tempat penampungan skripsi mahasiswa yang dijual oleh pihak Kampus STKIP YPM Bangko, di gudang barang bekas, di Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Tantan.
Kejadian tersebut mengundang keprihatinan dikalangan insan pers di Provinsi Jambi, Senin (13/02) kemarin menggelar aksi damai, untuk menuntut penegakan hukum dan mencegah kejadian serupa.
Saat mengambil gambar, Riko, dicegat oleh sekitar delapan orang karyawan. Kamera dirampas dan salah seorang karyawan sempat mecekik lehar Riko.
“Ya hari ini, ini sudah berjalan,” Kata Mujiburrahman, salah seorang wartawan di Merangin.
Terkait peserta, Mujibur, mengatakan ada wartawan dari Jambi, Muara Bungo dan Sarolangun.
Sementara itu Hadir ditengah-tengah peserta aksi damai yang dilakukan oleh seluruh insan Jurnalis di Provinsi Jambi, Bupati Merangin Al-Haris menyatakan mengutuk pelaku yang melakukan tindak kekerasan terhadap wartawan.
“Saya atas nama Bupati Merangin mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh oknum yang berani melakukan kekerasan terhadap Wartawan,” Kata Al Haris, Senin (13/02).
Dilanjutkannya, selama ini pemerintah daerah selalu menjujung tinggi dan mengapresiasi kinerja dariJurnalis selama ini.
“Kita pemerintah daerah sangat menjujung tinggi dan mengapresiasi kinerja dari rekan-rekan Jurnalis selama ini,” Kata Al Haris.
Bupati juga menyarankan siapapun itu harus menghargai profesi jurnalis dan tidak menutup-nutupi informasi apalagi menghalang-halangi dan jika keberatan atas pemberitaan bisa melakukan somasi.
“Saran saya siapapun itu harus memberikan informasi dan tidak menutup-nutupi apalagi berani menghalangi kalau kiranya keberatan kan bisa somasi,” Jelasnya. (Ali)