Kualatungkal, AP – Ada pemandangan unik jika pada pagi hari di Desa Sungai Tiram, Kelurahan Sungai Nibung, Kecamatan Tungkalilir. Kabupaten Tanjug Jabung Barat (Tanjabbar). Demi menuntut ilmu, para pelajar yang bermukin di desa ini harus berjuang naik sampan agar sampai ke sekolah.
Minimnya fasilitas infrastruktur di Kelurahan tersebut, mereka terpaksa berangkat ke sekolah menggunakan sampan. Maklum, antara desa Sungai Tiram dengan Kota Kualatungkal terpaut dengan sebuah anak sungai Pengabuan. Mayoritas pelajar di daerah ini menimba ilmu disejumlah sekolah dalam Kota Kualatungkal.
Abdul Rahman, salah seorang warga Kelurahan Sungai Nibung mengatakan, minimnya fasilitas infrastruktur seperti jembatan penghubung harus ditanggung masyarakat itu sendiri.
Kata dia, untuk mengenyam pendidikan, anak-anak siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas harus menyeberangi anak sungai menggunakan sampan.
“Kasihan anak-anak sekolah. Setiap pagi harus naik sampan, kalau aliran air sedang baik tidak masalah. Namun kalau air pasang sulit, apalagi kalau arusnya deras membuat orang tua pada khawatir dengan anaknya yang berangkat ke sekolah,” ungkapnya.
Kondisi demikian ia berharap kepada Pemerintah Tanjabbar agar membangun sarana dan prasarana, terutama fasilitas infrastruktur jembatan penghubung ke Kota Kualatungkal.
“Sudah puluhan tahun kami tidak ada jembatan penghubung. Kasihan anak- anak sekolah setiap pergi harus mengeluarkan biaya untuk ongkos berangkat sekolah,” tuturnya.
Sanah alah seorang siswa sekolah menegah pertama di Kelurahan Sungai Nibung mengungkapkan, setiap harinya bila ingin pergi sekolah ia harus rela menunggu antrian pemilik sampan.
“Harus ngantri, sekarang ini air lagi normal kami bisa nyebrang dengan nyaman. Coba air pasang dan arus deras, kami bisa tenggelam,” ujarnya.
Harapnya kepada pemerintah daerah sama agar ada jembatan penghubung. “Dari SD dulu sampai SMP ini kami sekolahnya naik sampan,” tuturnya.
Dirinya menjelaskan, jalan dan jembatan ditempat tinggalnya saat ini masih sangat minim, padahal dua infrastruktur vital tersebut begitu sangat di butuhkan oleh masyarakat di Kelurahan Sungai Nibung.
“Satu-satunya cara untuk pergi sekolah naik sampan, kalau lewat darat jalannya tidak bisa dilewati,” tukasnya. mg