Himbau Rapat Malam tak Lagi di Rumdis
Muarasabak, AP – Masjid bagi umat muslim sejatinya bukan tempat shalat saja, sejak dahulu masjid menjadi wadah bagi warga sekitar untuk bermusyawarah atau melaksanakan majelis – majelis kemasyarakatan.
Bahkan di zaman Rasulullullah masjid juga difungsikan sebagai tempat belajar, pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, tempat merawat orang sakit bahkan sebagai asrama.
Belakangan, di beberapa tempat, fungsi masjid yang demikian mulai tergerus. Bahkan sebagai tempat ibadah pun masih sering lengang di waktu – waktu shalat. Padahal, memakmurkan masjid adalah tanggungjawab seluruh umat.
Tak terkecuali di masjid agung Nur-Addarojat di pusat perkantoran Pemkab Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Masjid yang dibangun pemkab lengkap dengan berbagai sarana itu hanya ramai di waktu Zuhur dan Ashar. Masjid ini memang agak jauh dari permukiman warga. Posisinya terletak di dalam Komplek perkantoran Bukit Menderang.
Biasanya maghrib dan isya apalagi subuh jamaah masjid ini tak lebih dari dua saf. Apratur Sipil Negara (ASN) yang sebagian besar jamaah masjid ini berdomisili di kota Jambi. Hal itu membuat masjid ini hanya ramai di waktu shalat siang.
Sejak kebijakan ASN harus menginap di Tanjabtim diberlakukan, Romi Hariyanto sebagai bupati berkeinginan agar semua ASN yang muslim turut memakmurkan masjid Nur Addarojat yang dibangun pada 2004 silam. Himbauan tak henti-hentinya disampaikan Romi baik di forum resmi maupun saat rapat internal.
Seperti kemarin, Senin (27/2), dalam rapat staf di ruangpola, Romi kembali menegaskan agar semua ASN dapat memakmurkan masjid itu. Bahkan bupati juga meminta agar fungsi masjid Nur Addarojat selain shalat dapat dikembalikan. Misalnya fungsinya sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Secara khusus Romi meminta agar rapat internal malam hari yang biasanya dilakukan di rumah jabatan bupati, wakil bupati atau Sekda bisa dialihkan ke masjid Nur Addarojat.
“Harus segera kita mulai. Kita lah yang harus memakmurkan masjid. Karena itu saya minta kabag Kesra segera koordinasikan dengan pengurus masjid bagaimana langkah – langkah ini bisa segera kita realisasikan. Soal fasilitas, jika memang perlu, kita atasi bersama, saya berkeinginan Multifungsi masjid kita kembalikan,”harap Romi.
Tentu, lanjutnya, fungsi yang bisa diupayakan adalah fungsi sebagai sarana ibadah, sarana majelis musyawarah, fungsi pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan fungsi masjid sebagai asrama dan tempat merawat orang sakit seperti pada zaman Rasulullah menurut Romi saat ini sudah kurang relevan. “Saya mengajak semua ASN dan masyarakat, mari kita makmurkan masjid di lingkungan masing-masing. Khusus di masjid Addarojad, moment ba’da maghrib dan isya saya sediakan waktu untuk menampung apapun aspirasi dan masukan dari rekan – rekan ASN. Tidak perlu lagi kita rapat di rumah dinas,”jelas Romi.
Wacana ini disambut baik kalangan ASN Tanjabtim. Seperti Abdul Roni staf di Bagian Keuangan Sekretariat Dearah. Menurut Roni, langkah bupati menginisiasi upaya memakmurkan masjid itu patut diapresiasi dan didukung seluruh ASN dan masyarakat Tanjabtim. Apalagi saat ini di hari – hari kerja ASN diwajibkan menginap di Tanjabtim.
“Daripada berkeliaran tanpa tujuan lebih baik kita ke masjid. Apalagi pak bupati sudah menyatakan siap menerima masukan bahkan kritik di forum masjid itu. Saya kira ini terobosan luar biasa,”Roni menanggapi. Hal senada diungkapkan Agustia Putri, staf Bagian Humas dan Protokol. Menurutnya cukup banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Masjid terutama jika fasilitasnya dilengkapi seperti ketersediaan jaringan internet dan perpustakaan.
Namun baik Roni maupun Agus sama – sama khawatir masjid tetap sepi jamaah saat hari Sabtu minggu atau libur kerja. Keduanya berharap langkah bupati Romi tersebut mampu memotivasi warga sekitar ikut berpartisipasi aktif sehingga tidak tergantung pada ramainya ASN saja. fni