Pemkab dan Polres Diminta Tegas /// Kecil
Bangko, AP – Keasrian kawasan Luhak 16 Tengah terancam aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Terakhir dikabarkan sudah 17 unit exavator masuk ke kawasan empat kecamatan ini, diduga digunakan untuk PETI.
Hal tersebut disampaikan Ketua Persatuan Pemuda Mahasiswa Pelajar Luhak 16 (PPMP L-16), Albert Trisman. Dia mengatakan kini kondisi Luhak 16, khususnya Jangkat Timur sangat memprihatinkan karena ada aktivitas PETI.
“Sudah belasan exavator masuk ke wilayah Jangkat Timur untuk aktivitas PETI. Kalau ini dibiarkan, Jangkat Timur akan rusak seperti daerah lainnya,” kata Albert.
Ia melanjutkan titik aktivitas PETI terdapat di Sungai Duo dan Sungai Kunyit tidak jauh dari Desa Koto Tapus dan Tanjung Dalam. Sedangkan alat berat masuk dari Desa Koto Tapus, Kecamatan Jangkat Timur.
“Informasi yang kami terima alat berat masuk dari kota Tapus. Selain belasan alat berat yang sudah beraktivitas, informasinya beberapa alat berat juga mau masuk ke sungai duo dan sungai kunyit,” ujarnya.
Terkait mulai maraknya aktivitas PETI di Jangkat Timur, PPMP-L16 mengharapakan pihak terkait untuk tegas dan segera mengidentifikasi dan verifikasi alat yang diduga akan masuk ke wilayah Peti tersebut.
“Tadi sempat diskusi dengan Bupati, Waka Polres dan juga Kasdim. Kita meminta pemerintah dan aparat untuk tegas dan segera menindak lanjuti ini, kita minta segera mengidentifikasi dan ferivikasi alat yang masih diluar,” sebut Albert.
Senada juga dikatakan sekretaris PPMP L-16, Hairul bahwa aktivitas PETI di Jangkat Timur merusak hulu sungai dan daerah resapan. Akibat aktivitas Peti di sungai duo dan sungai kunyit, air batang Tembesi yang melintasi sejumlah kecamatan di Merangin, sudah keruh.
“Saya sangat sedih melihat kondisi air batang tembesi, kalau ini terus dibiarkan pihak terkait tidak menutup kemungkinan kondisinya akan sama dengan sungai batang masumai,” imbuhnya.
Bupati Merangin, Al Haris dikonfirmasi mengatakan bahwa Ia sudah mendapat laporan adanya sejumlah exavator yang diduga bermain PETI di wilayah Jangkat Timur.
“Ya ini segera kita rapatkan, rencananya besok (hari ini_red) akan kita rapatkan dengan pimpinan forkopimda, termasuk Peti di Jangkat Timur akan menjadi bahasan kita,” kata Al Haris.
Hal senada juga dikatakan Wakapolres Merangin, Kompol Harryfinal bahwa hal itu akan dibahas bersama lintas pimpinan Forkopimda. Dan pihaknya juga akan menindak lanjuti terkait mulai maraknya PETI di Jangkat Timur.
“Ya, kita sudah mendapat kabar dari PPMP-L16 terkait PETI di Jangkat Timur, ini akan kita tindak lanjuti. Dan besok akan di diskusikan dengan pimpinan Forkopimda,” sebutnya.
Tiga Mapolsek yang Dilewati
SEMENTARA itu, maraknya excavator yang tidak jelas kegunaannya, yang masuk ke wilayah Luhak 16, khususnya di kecamatan Jangkat Timur, selain meresahkan warga, juga tidak sedikit mengundang tanya sejumlah kalangan.
Bagaimana tidak jika melalui jalan lintas Bangko-Jangkat, untuk mencapai kecamatan Jangkat Timur, kendaraan Trado pembawa alat berat jenis excavator ini harus melewati tiga Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek), yakni Polsek Siau, Polsek Masurai dan Polsek Jangkat.
Dengan seringnya aparat kepolisian melontarkan pernyataan terkait komitmen pemberantasan PETI, namun alat berat yang diduga digunakan untuk kegiatan illegal ini tetap saja leluasa melewati tiga Mapolsek ini, maka tidak heran jika banyak warga yang mempertanyakan keseriusan aparat kepolisian.
Sumber harian ini mengatakan, sudah belasan alat berat jenis eskavator yang beraktifitas di kawasan Sungai Duo, Hulu Sungai Tembesi. Belum lagi sejumlah eskavator lainnya juga terus berdatangan.
“Kami Heran lah, katanya aparat berkomitmen mencegah PETI, tapi nyatanya seperti lancar lancar saja melewati tiga Polsek yang ada di sepanjang jalan Bangko-Jangkat,” sesal Sumber harian ini yang meminta namanya tidak dituliskan.
‘’Kades dak bisa nyegah karena banyak oknum masyarakat terlibat. Kalau dicegah kades terancam. Akhirnya kades diam, bahkan mungkin jadi bagian dari kegiatan itu,” tambah sumber terpercaya ini, Sabtu (18/3).
Ia menyebutkan, modus masuknya alat berat ke wilayah ini, saat sempat ditanya warga, sebagian besar beralasan membuka jalan perkebunan. Namun kemudian tidak keluar lagi dan langsung beraktifitas melakukan penambangan ilegal.
“Karena niat sebenarnya memangngeruk emas. Jalan pertanian itu hanya modus. Alasan untuk masuk,” ujarnya lagi.
Parahnya, ia mengatakan sangat banyak yang terlibat. Termasuk oknum aparat hukum. Bahkan untuk sampai ke lokasi, beberapa sumber menyebutkan bahwa ada oknum aparat hukum yang mengawal alat berat.
‘’Ini saya melihat langsung alat ini dikawal oleh oknum aparat yang sepengetahuan saya bertugas di Polsek Jangkat, saat saya tanya katanya untuk membuka jalan pertanian di Jangkat Timur, setahu saya kan saat ini belum ada proyek manapun yang sudah jalan di Merangin ini,” beber LN, Sumber lainnya, warga kecamata Jangkat.
Kapolsek Jangkat, Iptu Rusman dihubungi via telepon terkait hal ini, juga membenarkan komitmennya untuk memberantas PETI. Namun demikian, meski ia menyatakan pihaknya tidak akan membiarkan excavator yang belum jelas kegunaannya untuk lewat begitu saja, anehnya sejauh ini beberapa alat berat diketahui telah melewati desa Muara Madras, dimana Mapolsek Jangkat berada.
Demikian juga saat ditanya terkait adanya salah satu oknum anggotanya yang disebut mengawal salah satu excavator dalam perjalanan menuju Jangkat Timur, Kapolsek Jangkat mengaku tidak mengetahui hal tersebut, sebab dirinya saat itu berada di Bangko.
‘’Saya belum tahu soal itu, sebab saat ini saya sedang di Bangko, sedang kurang enak badan, nanti akan saya cek. Yang jelas kita tentu saja berkomitmen untuk bersama sama memberantas PETI ini, kalau ada alat (excavator) yang lewat, jika tidak jelas kegunaannya, tidak kita kasih lewat,” ujar Rusman via telepon, Jum’at (17/3) lalu. nzr