Jambi, AP – Puluhan kendaraan warga Kabupaten Muaro Jambi yang berasal dari, Warga di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Bahar Utara, Kecamatan Bahar Selatan dan Kecamatan Sungai Bahar, usai melintasi jalan Sungai Bahar dengan kondisi berlumpur mendatangi kantor Dinas PUPR Provinsi Jambi setelah itu langsung menuju kantor Gubernur Jambi, menariknya, kehadiran mereka ke kantor tersebut bukan untuk menemui pejabat.
Warga di tiga kecamatan tersebut sudah sejak lama menjerit, berteriak, dan bahkan minta ampun terkait kondisi jalan di daerah itu yang mengalami kerusakan parah cukup lama.
Pantauan Aksi Post, Usai mejeng dan foto-foto puluhan kendaraan ini bergerak ke kantor gubernur Jambi. Hal yang sama dilakukan, tak ada aksi demo untuk menemui kepala daerah atau lainnya, mereka hanya melakukan aksi treatikal dengan berdoa di depan patung Sulthan Thaha.
Aksi ini mereka lakukan untuk meminta perbaikan jalan Sungai Bahar yang rusak parah dan berlumpur. Namun tak secara spesifik disebutkan titiknya, mereka hanya menyebut jalan provinsi dan kabupaten Muarojambi di sungai Bahar dalam kondisi memprihatinkan.
Salah satu perwakilan aksi, Desnat mengatakan “Kami berfikir kantor PU Jambi itu sudah dibubarkan, sehingga hingga saat ini tidak ada sedikitpun upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kerusakan jalan di daerah kami,” kata Desnat.
Karena itulah, kami datang dan memastikan apakah kantor Dinas PU Jambi itu masih ada, atau sudah dibubarkan, demikian dikatakannya, dan sekaligus menyebutkan Pemerintah Jambi terkesan diam termasuk tidak ada upaya yang dilakukan untuk menghentikan kendaraan berat yang setiap hari melintas di jalan tersebut.
Setelah mendatangi kantor Dinas PU Jambi, Desnat dan rombongan langsung menuju kantor gubernur Ajambi, bukan untuk mengadu ke Gubernur Jambi tapi mereka mendatangi patung Sultan Thaha Syaifuddin, untuk mengadukan nasib mereka kepada patung Raja Jambi itu.
“Kami berharap Patung Sultan Thaha Syaifuddin mau mendengar jeritan hati warga Sungai Bahar yang sedang mengalami tekanan hidup akibat jalan rusak parah itu,” terang Desnat.
Kalau mendengar janji, warga Sungai Bahar sudah bosan. “Sudah bosan saya mendengar janji para pejabat. Makanya kami sekarang lebih baik mengadukan nasib kami kepada patung saja. Mudah-mudahan patung Sultan Thaha ini cepat tanggap atas permintaan warga Sungai Bahar,” kata Desnat kepada sejumlah awak media saat berada di bundaran depan Kantor Gubernur Jambi, Senin (17/4/17) siang.
Menurut dia, gubernur sendiri waktu meninjau jalan Sungai Bahar sudah sangat tegas mengatakan bahwa jalan Sungai Bahar tersebut tidak boleh dilewatinya kendaraan bertonase besar.
“Gubernur ini sangat tegas waktu meninjau jalan kemarin, tetapi itu semua tidak ada tindak lanjutnya dari imbauan gubernur tersebut,” papar Nazli
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat perempuan Sungai Bahar Ratna Dewi Yusuf menyesalkan bahwa alat berat yang diturunkan hanya beberapa titik. Padahal jalan yang rusak itu banyak titiknya. Oleh karenanya dia berharap kalau bisa secepat mungkin jalan tersebut diperbaiki.
“Kalau masalahnya anggaran, bisa saja tanggap darurat dahulu agar bisa keluar produksi sawit disana. Ditimbun dan diperbaiki, itu sudah cukup,” ujar Ratna. ran