Kualatungkal, AP – Pemerintah menegaskan bakal mengusut adanya dugaan penyelewengan pendistribusian gas melon di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar). Langkah ini diambil mengingat kondisi pasokan gas elpiji ukuran 3 kg atau gas melon yang mulai langka dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Kumperindag) Kabupaten Tanjabbar, Syafriwan mengatakan bakal meningkatkan pengawasan terkait kelangkaan gas melon di kota Kualatungkal.
Pihaknya juga berharap peran aktivitas dari masyarakat untuk membantu melaporkan kejadian penyelewengan yang dilakukan segelintir orang dan golongan.
Selama ini, Syafriwan mengakui kendala penertiban lantaran pelaku penyelewengan kerap kucing-kucingan dengan petugas pemerintah.
“Kita siap turun. Tetapi, kita juga minta bantuan dari masyarakat kalau memang ada buktinya di lapangan. Laporkan saja kepada kami supaya bisa ditindaklanjuti,” ujar Safriwan, Selasa (18/04).
Menurutnya, pembagian jatah pasokan gas melon di wilayah Tanjabbar sebanyak 189 sudah cukup memenuhi kuota yang dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya penyelewengan pendistribusian gas ini, otomatis menimbulkan dampak kelangkaan di kalangan masyarakat rumah tangga.
“Sesuai patokan HET harga jual Rp 18 ribu pertabung dari pangkalan. Kalau ada yang menjual sampai Rp 25 ribu di tingkat pengecer itu sudah terlalu mahal. Apalagi jika ada yang sampai menjual ke luar daerah padahal itu jatah untuk warga Tanjab Barat maka sanksi tegas hingga pencabutan izin menunggu pelaku,” tegasnya.
Informas dihimpun, beberapa oknum pengusaha terlihat mengirim pasokan gas melon ke luar daerah menggunakan kapal kayu yang bersandar di dermaga Pasar Tangga Raja Ilir.
Kabarnya, harga jual hingga mencapai Rp 40 ribu pertabung gas elpiji membuat banyak oknum yang nekat menjual elpiji bersubsidi ke luar daerah hingga pulau kijang, Indragiri Ilir, provinsi Riau.
Salah satu warga juga membenarkan dugaan penyelewengan gas melon melalui dermaga pelabuhan WFC Kualatungkal. Namun, kebanyakan warga selama ini tidak berani melaporkan kegiatan itu lantaran kegiatan dibacking oknum petugas dan juga preman.
“Kalau saya sendiri memang sudah sering lihat orang muat gas pakai kapal besar disini. Tapi biasanya malam hari. Dan kalau harus lapor, resikonya terlalu besar,” ujar Rian, salah satu warga yang sedang memancing di lokasi dermaga jembatan WFC. Her