Muarasabak – Meski berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) terkait larangan penggunaan alat tangkap nelayan jenis trowl. Namun sejauh ini masih ditemukan sejumlah nelayan tetap menggunakan nya. Dengan berbagai alasan nelayan tetap mempertahankan alat tangkap jenis trowl yang dianggap cukup menghasilkan dibandingkan dengan alat tangkap lainnya.
Salah seorang nelayan yang tidak ingin namanya disebutkan mengatakan dirinya mempertahankan penggunaan trowl dikarenakan selain hasil tangkapan cukup menjanjikan. Penggunaan nya juga bisa menghasilkan dua penghasilan sekaligus.
“Sekali jalan itu bisa dua yang dihasilkan,udang dan ikan ini kelebihan trowl,”katanya.
Dikatakannya beda dengan alat tangkap jenis jaring seperti bantuan pemerintah. Sekali operasi jaring hanya bisa di gunakan untuk satu jenis tangkapan saja. Sehingga untuk mendapatkan hasil bahkan untung para nelayan cukup sulit. Maka dari itu meskipun ada larangan para nelayan masih tetap mempertahankan penggunaan alat tangkap jenis trowl.
“Soal dilarang kami para nelayan juga tau,tapi mau gimana lagi. Jika pun ada kami bantuan alat tangkap lainnya setidaknya seimbang dengan larangan penggunaan trowl,”harapnya.
Sementara itu,Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Tanjabtim Ahmad Riadi Pane ketika dikonfirmasi mengatakan,pihaknya tidak memungkiri jika penggunaan alat trowl di wilayah Tanjabtim masih ada. Hanya saja menurut nya penggunaan alat tangkap jenis trowl sudah jauh menurun di banding tahun sebelumnya.
“Kalau di tanya ada memang masih ada tapi tidak banyak lagi,”jelasnya.
Ditambahkan nya dengan tekad yang kuat untuk menjaga ekosistem dan biota laut baik dari pemerintah pusat di dukung oleh pemerintah daerah pihaknya optimis jika penggunaan alat tangkap jenis trowl tidak akan digunakan oleh nelayan lagi.
“Apalagi kan dengan larangan penggunaan trowl. Pemerintah sudah memiliki solusi dengan menggantikan alat tangkap jenis trowl dengan jaring ikan. Saya rasa ini sudah memadai untuk nelayan,”tandasnya.(fni)