Jambi, AP – Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menyebutkan provinsi itu tercatat mengalami inflasi sebesar 0,57 persen (mtm) pada April 2017, atau lebih tinggi dibandingkan realisasi nasional yang hanya sebesar 0,09 persen (mtm).
Asisten Direktur Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jambi , Meily Ika Permata, mengatakan secara tahunan Provinsi Jambi mengalami inflasi 4,82 persen (yoy).
“Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi nasional yang mengalami inflasi 0,09 persen (mtm) dan rata-rata inflasi 2 tahun terakhir -0,52 persen (mtm),” kata Meily, Selasa (09/05).
Dia menjelaskan, Kota Jambi (ibukota provinsi) tercatat mengalami inflasi sebesar 0,59 persen (mtm) dengan inflasi tahunan tercatat sebesar 4,85 persen (yoy).
Inflasi bulanan di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh peningkatan harga komoditas administered price yaitu tarif listrik dan angkutan udara, serta komoditas bahan makanan (volatile foods) antara lain bayam, nila dan kangkung.
Sedangkan Kabupaten Bungo (wilayah barat Jambi) mengalami inflasi sebesar 0,36 persen (mtm) dengan laju inflasi tahunan tercatat sebesar 4,50 persen (yoy).
Inflasi Bungo utamanya juga disebabkan kenaikan komoditas administered price yaitu tarif listrik dan tarif angkutan udara serta komoditas volatile foods yang berasal dari kenaikan harga kentang, daging sapi, dan daging ayam ras.
“Kenaikan harga daging ayam ras disebabkan meningkatnya permintaan untuk berbagai kegiatan masyarakat menjelang bulan Ramadhan,” katanya.
Ke depan, kata Meily, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi antara lain adalah anomali cuaca yang dapat mengganggu produksi dan distribusi tanaman pangan dan hortikultura, dan meningkatnya permintaan sebagai motif berjaga-jaga masyarakat menjelang bulan Ramadhan.
Meily juga mengatakan, TPID Provinsi Jambi bersama TPID kabupaten/kota akan terus meningkatkan koordinasi dalam pengendalian inflasi daerah.
“Ke depan Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk memitigasi risiko tekanan inflasi menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1438H,” katanya menambahkan. ant