Jambi, AP – Nilai impor dari Provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 61,20 persen dibanding bulan sebelumnya yaitu dari 2,47 juta dolar AS pada Februari, menjadi 3,99 juta dolar AS pada Maret 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik Jambi Dadang Hardiwan mengatakan, impor Provinsi Jambi melalui tiga pelabuhan utama di Jambi, yakni pelabuhan Talang Duku, Muara Sabak, dan Kuala Tungkal dengan nilai impor sebesar 3,99 juta dolar AS atau mengalami kenaikan yang signifikan dibanding bulan sebelumnya.
Kenaikan impor itu dipicu oleh kenaikan pada tiga kelompok komoditas, yaitu kelompok bahan kimia dan sejenisnya, karet dan sejenisnya, serta kelompok hasil industri lainnya.
Bila dilihat peran pada kumulatif sampai dengan Maret 2017, impor kelompok hasil industri lainnya memberikan kontribusi sebesar 37,94 persen dari total impor, diikuti peran mesin dan peralatan yaitu sebesar 28,48 persen, dan impor kelompok bahan kimia dan sejenisnya memberikan kontribusi sebesar 26,91 persen.
“Untuk kelompok komoditas makanan dan sejenisnya berperan sebesar 5,30 persen, dan kelompok komoditas karet dan sejenisnya hanya berperan 1,37 persen,” kata Dadang lagi.
Perkembangan nilai impor Provinsi Jambi pada Maret 2017 dari negara-negara pengimpor utama, dengan transaksi impor terbesar dari Tiongkok mencapai 25,77 persen, disusul dari Singapura sebesar 24,19 persen.
Pada bulan ini, kenaikan tertinggi impor berasal dari Taiwan dan Singapura, keduanya naik sebesar 775,05 persen dan 185,69 persen.
“BPS mencatat, penurunan impor tertinggi terjadi dari Jepang sebesar 100 persen, dan dari Jerman yang mencapai 95,76 persen,” kata Dadang Hardiwan lagi.
Nilai impor Provinsi Jambi menurut golongan penggunaan barang pada Maret 2017, dari kelompok bahan baku dan penolong sebesar 3,22 juta dolar AS, diikuti oleh impor barang modal sebesar 0,76 juta dolar AS, sedangkan impor barang-barang konsumsi 280 ribu dolar AS.
Struktur nilai impor Provinsi Jambi pada Maret 2017 tidak berubah bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016.
Kumulatif impor didominasi oleh golongan bahan baku dan penolong, diikuti oleh golongan barang-barang modal dan golongan barang-barang konsumsi.
Kontribusi kumulatif impor sampai dengan Maret 2017 didominasi oleh bahan baku dan penolong sebesar 75,03 persen, barang-barang modal 24,88 persen, dan golongan barang-barang konsumsi 0,09 persen.