Jambi, AP – Gubernur Jambi Zumi Zola mengatakan pemerintah harus terus melakukan monitoring terhadap perusahaan perkebunan sebagai upaya deteksi dini dalam pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di daerah itu.
“Monitoring sangat penting terutama kepada dunia usaha apalagi yang memiliki lahan yang luas seperti WKS dan perusahaan lain di daerah masing masing,” katanya, Rabu (24/05).
Monitoring itu untuk memastikan perusahaan-perusahaan perkebunan tersebut sudah mempersiapkan alat dan kanal air untuk mencegah terjadinya kebakaran yang mneyebabkan bencana kabut asap.
Dikatakannya, berdasarkan prakiraan BMKG, kemarau tahun ini akan lebih kering dari 2015, konidisi ini tentunya membuat semua pihak lebih waspada dan mempersiapkan diri dengan baik.
“Pada 2015 kerugian materi yang dialami Jambi mencapai Rp12 triliun, belum lagi kerugian kesehatan dan pendidikan, dan mudah-mudahaan tidak terjadi di tahun ini,” ujarnya.
Zola mengungkapkan langkah-langkah sudah dilakukan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota beserta TNI/POLRI serta pihak terkait lainnya dalam penanggulangan karhutla di antaranya dengan memperkuat dasar hukum melalui Pergub dan Perda Karhutla, membentuk Tim Restorasi Gambut, mendirikan posko pencegahan dan pengendalian Karhutla dan maklumat tentang karhutla.
Kemudian deteksi dini untuk pemantauan “hot spot”, melaksanakan rakor pencegahan karhutla, pelatihan teknis dan pembentukan masyarakat peduli api.
“Untuk itu dibutuhkan komitmen bersama dibantu oleh semua bupati dan walikota serta jajarannya agar bencana kabut asap 2015 tidak terulang lagi,” katanya. ant