Jambi, AP – Badan Restorasi Gambut (BRG) menyebutkan lembaga donor dari negara luar memberikan komitmen dan mengaktifkan kerja sama bantuan dana, dalam pemulihan atau restorasi gambut di Indonesia.
“Ada beberapa negara yang masih komitmen dan telah mengaktifkan kerja sama bantuan melalui lembaga donor untuk restorasi gambut,” kata Kepala BRG Nazir Foead di Jambi, Rabu (21/06).
Misalnya untuk restorasi lahan gambut di Provinsi Jambi kata Nazir, lebih didominasi bantuan dari lembaga donor Amerika Serikat melalui program Millenium Cahalengge Account-Indonesia (MCA-I).
Kemudian ada juga bantuan dari Ingrris sebesar tiga juta pundsterling untuk lima provinsi di Indonesia, termasuk Jambi.
Disinggung Amerika Serikat yang menarik dari perjanjian Paris tentang perubahan iklim yang disepakati 2015 itu, kata Nazir dalam waktu dekat belum ada pengaruhnya bagi program restorasi gambut di Indonesia.
“Dalam waktu dekat tidak ada pengaruhnya karena ini sudah perjanjian yang dibuat dari pemrintah sebelumnya dan itu masih berlaku sampai tahun depan,” katanya.
“Memang jika ini (bantuan Amerika) habis apakah ada bantuan yang baru dan ini yang masih kita diskusikan dengan pemerintahan Amerika,” katanya lagi.
Selain itu menurutnya, saat ini pemerintahan Kanada dan Eropa meningkatkan komitmennya untuk membantu Indonesia dalam mengatasi isu perubahan iklim dengan menggelontorkan pendanaan donor.
“Dari Kanada dan Eropa meningkatkan komitmennya karena Amerika mungkin akan turun dan yang lain malah naik, kita juga dapat donor dari Korea dan Jepang,” katanya mejelaskan.
BRG pada tahun ini akan membangun sekitar 5.600 sekat kanal dengan target pembasahan mencapai luas 400.000 hektare.
Pengerjaan sekat kanal itu sudah lebih dulu dilakukan di Pulau Meranti, Riau, Jambi dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Pengerjaan sekat kanal itu semuanya dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dengan melibatkan pendanaan donor. ant