Kualatungkal, AP – Salah satu Ikon Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) Water Front City (WFC) di Kota Kualatungkal menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat daerah itu. Pasalnya, setiap hari kawasan tersebut ramai dikunjungi.
Bukan hanya warga lokal, dari luar daerah pun terlihat antusias mengunjungi kawasan wisata tersebut. Puncaknya, pada saat libur hari raya Idul Fitri 1438 H tahun 2017, kawasan tersebut “diserbu” lapisan masyarakat, baik warga lokal maupun dari Kabupaten tetangga. Tak pelak kawasan WFC yang dibangun 2014-2015 ini padat, termasuk kendaraan yang melintas membuat ruas jalan masuk ke kawasan WFC menjadi macet.
Menurut keterangan petugas pelabuhan, pasca idul fitri sebanyak 400 lebih kendaraan pribadi dari luar daerah mengunjungi kawasan WFC. Sementara kendaraan roda dua dari H+2 sampai H +7 masih terus lalu lalang memasuki Anjungan dengan jumlah mencapai ratusan setiap harinya.
“Kalau saya perhatikan, pengunjung lebih banyak dari luar daerah. Baik kendaraan roda empat sampai roda dua. Kepadatan terlihat menjelang sore hingga malam pukul 21.00 WIB,” ujar Rahman Petugas DLLAJ berjaga di pintu masuk WFC.
Kawasan WFC menjadi salah satu tujuan masyarakat untuk bersantai dan poto bareng (selfie) karena letaknya yang strategis dibibir sungai Pengabuan menghadap langsung ke laut lepas yang cukup unik dengan menghasilkan sebuah poto berkualitas yang dilatarbelakangi ikon WFC dan laut lepas.
Salah seorang pemuda, Effendi (30), kariawan swasta di salah satu perusahan ternama di NTB yang sudah meninggalkan Jambi beberapa tahun pulang hanya untuk berlebaran di kampong halamannya, sengaja mendatangi WFC karena mendapat informasi dan membaca di salah satu majalah Sriwijaya / NAM AIR waktu penerbangannya dari Jakarta ke Jambi, disitu dia merasa kagum dan ingin melihat dan mengunjungi WFC di Kulatungkal di sore hari disaat mata hari akan terbenam di upuk barat kota Kulatungkal.
Selain itu, salah satu warga Kabupaten Batang Hari asal Tembesi, Rustam (32) menuturkan, ia dan keluarga kecilnya sengaja mengunjungi Anjungan WFC hanya karna penasaran dengan kemegahan dan keindahannya.
Menurutnya, suasana WFC lebih menarik jika dikunjungi pada sore hari karena ada pemandangan sunset (matahari terbenan) yang dapat dilihat dari atas WFC. Namun Rustam sangat menyayangkan, kemegahan dan keindahan WFC tidak didukung dengan fasilitas pendukung seperti bangku tempat santai, toilet dan sarana lainnya.
“Dan satu lagi kalau WFC ini lantainya keramik dan dicat ditambah lampu hias, akan lebih menarik. Mungkin pengunjung akan lebih banyak mendatangi tempat ini,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Rio (35) warga Kota Jambi. Dari pengakuannya, untuk ketiga kalinya ia bersama keluarga mengunjungi WFC. Ia merasa sedikit kurang puas karena sejak pertama ia mengunjungi hingga sekarang kondisi WFC tidak banyak berubah, bahkan terkesan tak terawat.
“Harusnya WFC ini dikembangkan dan dipercantik. Sehingga orang akan ramai datang ke Tungkal. Sayang sekali kalau pemerintah daerah tidak memberdayakan kawasan ini, padahal ini adalah peluang membangkitkan sektor wisata di kota Kualatungkal,” ujarnya.
Sama seperti yang lainnya, Nuar (21) warga Tungkal Ulu juga datang untuk menikmati keindahan WFC. Bersama sembilan sahabatnya, ia terlihat asik berselfi dan bersenda gurau dengan sahat-sahabatnya.
Dia menyebut, jika pelabuhan WFC ditata ulang seperti pewarnaan fisik WFC hingga penerangan, kondisi ini akan lebih membuat WFC lebih hidup dan menarik. Selain itu, kondisi jalan jembatan juga sedikit perlu perawatan.
“Kami rasa ini bukan rahasia lagi, sayang kalau dibiarkan seperti ini, selain fasilitas umum masih kurang, keindahannya di tata ulang,” harapnya.
Begitu juga yang dikemukakan Rudy Suhendra (29) warga Kualatungkal. Rudi merasa kurang puas dengan penataan pedagang di WFC. Menurutnya, selain menganggu dan merusak pemandangan, kesemrawutan pedagang juga sedikit membuat pengunjung jenuh.
“Kalau sesekali memang dak masalah, tapi kalau setiap hari dikunjungi malah kayak Pujasera. Seharusnya ini ditata ulang. Kebersihan juga harus diperhatikan,” tuturnya. her