Jambi, AP – Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi mencatatb nilai impor Provinsi Jambi selama Mei 2017 mengalami penurunan sebesar 5,57 persen dari nilai impor pada bulan sebelumnya, yaitu dari 2,22 juta dolar AS menjadi 2,10 juta dolar AS.
Kepala BPS Jambi Dadang Hardiwan, Jumat (07/07), mengatakan bahwa impor Provinsi Jambi masuk melalui tiga pelabuhan utama di Jambi yaitu Pelabuhan Talang Duku Jambi, Muara Sabak, dan Kuala Tungkal. Selain itu, melalui Bandara Sultan Thaha.
Penurunan impor itu, menurut dia, dipicu oleh penurunan pada dua kelompok komoditas, yaitu kelompok mesin dan alat angkutan serta kelompok hasil Industri lainnya.
Bila dilihat perannya pada kumulatif sampai dengan Mei 2017, impor kelompok hasil industri lainnya memberikan kontribusinya 34,46 persen dari total impor, diikuti peran kelompok mesin dan peralatan yaitu sebesar 29,56 persen dan bahan kimia dan sejenisnya memberi kontribusi 28,19 persen.
Untuk kelompok komoditas makanan dan sejenisnya berperan sebesar 6,13 persen dan kelompok komoditas karet dan sejenisnya hanya berperan 1,66 persen. Perkembangan nilai impor Provinsi Jambi pada bulan Mei lalu dari negara-negara pengimpor utama.
“Transaksi impor terbesar adalah dari negara Tiongkok yang mencapai 40,52 persen disusul dari Singapura sebesar 18,07 persen,” kata Dadang.
Kenaikan tertinggi impor Jambi berasal dari Singapura dan Tiongkok yang keduanya naik masing-masing sebesar 173,68 persen dan 39,36 persen.
Untuk nilai impor Provinsi Jambi menurut golongan penggunaan barang dari kelompok bahan baku dan penolong sebesar 1,58 juta dolar AS, diikuti oleh impor barang modal sebesar 0,52 juta dolar AS sedang impor barang-barang konsumsi 354 dolar AS.
Dadang juga mengatakan bahwa struktur nilai impor Provinsi Jambi pada bulan Mei 2017 tidak berubah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016. Secara kmulatif impor didominasi oleh golongan bahan baku dan penolong diikuti oleh golongan barang-barang modal dan golongan barang-barang konsumsi.
Kontribusi kumulatif impor sampai dengan Mei 2017 didominasi oleh bahan baku dan penolong sebesar 73,61 persen, barang-barang modal sebesar 26,29 persen dan golongan barang-barang konsumsi sebesar 0,10 persen. ant