Muarasabak, AP – Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), H Romi Hariyanto mengakui, kalau dirinya tidak disiplin dalam berpakaian. Karena ia beranggap, dengan memakai pakaian sederhana setiap hari, akan mendekatkan dirinya selaku pemimpin daerah kepada masyarakat bumi sepucuk nipah serumpun nibung.
“Kalau masalah pakaian saya mengakui, tapi kalau waktu, saya selalu menghargai waktu. Kalau pakaian saya memang agak beda. Karena kalau memakai safari segala macam kayak bapak bapak,” kata bupati saat menyerahkan surat keputusan pengangkatan dan penempatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dari program pegawai tidak tetap (PTT) Kementerian Kesehatan, di aula kantor bupati, jumat (28/7) lalu.
Dalam kesempatan itu, Bupati sempat menceritakan pengalaman nyata nya di tahun 2004 ketika baru menjabat sebagai ketua DPRD Tanjabtim periode pertama. Pada saat itu, ia masih berumur kurang lebih 30 tahun dan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke balik papan bersama wakil bupati Tanjabtim H M.Mukasim (periode itu) serta beberapa kepala dinas.
Sesampai di Balik papan, ia bertolak lagi ke Kabupaten Pasir untuk menghadiri acara dihari selanjutnya. Setelah keesokkan harinya, romi di jemput lagi dari hotel menuju ketempat acara. Datang mobil pertama untuk menjemput wakil bupati H M.Mukasim, karena ia membawa ajudan, pintu mobil langsung di buka dan meluncur ketempat acara. Begitu masuk lagi mobil kedua, dengan tidak membawa ajudan, romi langsung masuk dan duduk disamping sopir.
Karena romi sendirian dengan memakai celana jeans dan baju kemeja, mobil yang ditumpangi belum juga berangkat hingga bebera menit. Satu menit berlalu mobil masih ditempat, di menit kedua belum juga jalan, ketika masuk dimenit ketiga akhirnya romi bertanya kepada sopir,”Mas mas, kenapa mobilnya belum jalan,” tanya romi kepada sopir saat itu. “Maaf pak, saya lagi menunggu ketua DPR nya,” jawab sopir. Terus dijawab lagi oleh romi dengan kata, Ooo iyo la. Dengan perasaan percaya atau tidak kalau romi itu adalah ketua DPRD Tanjabtim, Akhirnya sopir mejalankan mobil menuju ke lokasi acara.
Romi menjelaskan, Terjadinya kejadian ini dikarenakan bahwa selama ini ketua DPR identik dengan memakai baju safari dan kopiah serta berumur sudah lanjut (Tua). Karena itu, si sopir memandang romi sedikit lama untuk memastikan apa kah yang dibawa nya itu adalah betul betul ketua DPRD Tanjabtim atau bukan.
“Jadi semenjak itu, antara iyo dengan idak. Bahkan didalam perjalanan dua jam menuju tempat acara, kami sediaman bae, mungkin meraso idak percayo kalau sayo ni ketuo DPR,” jelas romi, ketika menceritakan pengalaman yang tidak bisa dilupakannya itu di hadapan CPNS yang hadir.
Karena kedatangan romi ketempat acara sedikit telat, maka nama dan jabatannya di sebut ketika sesampai ditempat acara. Ternyata didengar dan di perhatikan oleh sopir yang membawanya tadi.
“Begitu mau antar balek lagi ke hotel, baru la si sopir minta maaf, Pak mohon maaf, yang kami tahu itu kalau ketua DPR itu tua, pakai baju safari dan pakai kopiah,” cerita bupati.
“Jadi saya akui, kalau soal pakaian saya kurang disiplin. Kalau di kato orang sini agak ringam dan sayo agak bebas seperti ini. Sayo bisa lebih dekat dengan masyarakat dan masyarakat juga merasa tidak ada beban kalau menyampaikan sesuatu dengan sayo. Kalau sayo pakai baju safari itu, takut terlampau wibawa seperti pak Sekda ini,” gurau bupati saat penyerahan SK CPNS, jumat lalu yang juga dihadiri oleh Sekda, Sudirman.
Keluarnya cerita pengalaman bupati itu, karena bupati meminta kepada CPNS yang menerima SK untuk mengedapankan atau menjalani kewajiban nya dalam melayani masyarakat dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di bumi sepucuk nipah serumpun nibung. fni