Kerinci, AP – Warga desa Lulo gedang, kecamatan Gunung raya, Senin (30/07) dini hari kemarin, menghadang mobil Tronton yang masuk lalu lalang ke lokasi Pertamina Geothermal Energi (PGE) di desa Lempur, kecamatan Gunung raya.
Penghadangan yang dilakukan bukan tanpa alasan, pasalnya akibat belasan mobil bertonase tinggi melintas, beberapa fasilitas desa rusak dan beberapa pipa air sepanjang jalan yang dilintasi mengalami kerusakan.
Diperkirakan sekitar 14 unit tronton dihadang warga disimpang tiga, desa Lulo gedang menuju desa Lumpur. Akibatnya, sejumlah tronton yang keluar dari PT. PGE harus terhenti lajunya. Bahkan, hingga 01.00 Wib, dini hari masih dihadang warga.
Informasi yang diterima Aksi Post, penghadangan dilakukan sebagai buntut dari kerusakan pagar kantor kepala desa Lolo, pada saat kendaraan berat itu melewatinya beberapa waktu yang lalu. Atas kejadian tersebut sejumlah wargapun memprotes dan lakukan penghadangan.
“Pagar kantor kepala desa rusak, pipa air banyak rusak karenanya, makanya Trontonnya kami stop,” sebut Tito, salah seorang tokoh pemuda didaerah ini.
Adanya penghadangan ini, dibenarkan Kapolsek Gunung Raya, AKP. H Dolizar, kepada wartawan kemarin. Menurut dia, sekitar 14 mobil dihadang warga, karena telah merusak pagar kantor kepala desa dan pipa air yang berada dibawah jalan desa diwilaya in.
Pengakuan Kapolsek, untuk antisifasi dan pencarian solusi, pihaknya mengumpulkan tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Desa Lulo gedang di Kantor Polsek Gunung Raya. Masih menurut dia, setelah melalui mediasi yang dilakukan, akhirnya mobil dari PT PGE Proyek Kerinci tersebut dilepaskan warga.
“Berdasarkan hasil mediasi, sementara pihak perusahaan mobil menggganti permobil Rp 50 ribu, 14 mobil baru keluar, masih ada lagi di lokasi PT PGR Kerinci,” sebutnya.
Adanya pengahdangan warga terhadap Tronton yanh bekerjasama dwngan PGE, diakui JSS PT PGE Kerinci, Anshori. Tronton yang dihadang tersebut merupakan mobil mitra kerja PT PGE. “iya, mobil tersebut mitra kita, dari PT Dowell dan PT CAS,” sebut Anshori
Masih menurut dia, mobil tersebut merupakan pemasok bahan material, seperti semen dan besi untuk kebutuhan proyek PT. PGE kerinci. Kejadian tersebut bukan menjadi tanggung jawab pihaknya, dikarenakan perbedaan manajemen, beber Anshori.
Meskipun demikian, sebut dia, pihaknya tetap ikut menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu, dirinya juga tekah memperingatkan kedua perusahaan tersebut untuk bisa meminta pengawalan dari pihak Kepolisian, dalam upaya pengamanan jalan, dikarenakan ukuran mobil milik perusahaan tersebut sangatlah besar.
“Tapi kedua perusahaan ini ngeyel, alhasil ini yang terjadi. Alhamdulillah, semua bisa diselesaikan dengan baik, saat ini mobil sudah kembali beraktivitas,” tuturnya lagi
Terkait hubungan warga setempat dengan PT. PGE, Anshori mengakui tidak ada masalah. “Kalau kita cukup segan warga dengan kita, sejauh ini tidak ada permasalahan warga dengan PT PGE Proyek Kerinci secara langsung,” tandasnya. hen