Jambi, AP – Gubernur Jambi H. Zumi Zola Zulkifli meminta pelaku pembakar hutan dan lahan ditindak tegas, termasuk orang-orang dibelakangnya agar mereka jera. “Kita selalu berkoordinasi dengan BNPB dan pak Danrem selaku Danstagas Karhutla Jambi agar penindakan bukan hanya oknum saja, namun yang dibelakangnya juga ditindak,” katanya, Senin (07/08).
Gubernur mengatakan semua pihak harus waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi. Pasalnya ini bukan hanya terjadi di Jambi saja, tetapi provinsi tetangga juga sudah kerap terjadi kebakaran hutan dan lahan.
“Saya juga terus berkomunikasi dengan Danrem, saya pertanyakan dimana titik api yang terbaca oleh satelit, kita datangi. Setelah di cek beberapa diantaranya ada yang masuk wilayah provinsi tetangga. Artinya apa, kita betul-betul tidak ingin ada kebakaran lahan dan hutan,” tegasnya.
Menurutnya, dengan adanya bantuan empat helikopter bantuan BNPB, titik api yang terpantau dapat ditanggulangi.
Zola juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan pembakaran ketika membuka lahan.
Penindakan terhadap pelaku pembakar hutan dan lahan katanya telah dintruksikan Presiden RI. Dan di Jambi saat ini tiga pelaku pembakar lahan yang diamankan Satgas Karhutla sedang dalam proses.
Dansatgas Karhutla Jambi yang juga Danrem 042/Gapu, Kolonel Inf Refrizal mengatakan sudah ada tiga orang yang ditangkap dan diproses dalam kejadian terbakarnya lahan di area PT Alam Bukit Tigapuluh (AB) yang berada di Kabupaten Tebo.
Ia memastikan tidak ada tebang pilih dalam melakukan penindakan. “Itu sedang diproses, ada tiga yang ditangkap. Sekarang masih diproses hukum,” kata Danrem.
Dansatgas juga mengingatkan kepada seluruh perusahaan perkebunan untuk taat pada aturan. Jika tidak pihaknya akan melakukan tindakan tegas dan membawa ke jalur hukum melalui aparat kepolisian.
Wakil Ketua Dansatgas Karhutla Provinsi Jambi, Hamdan mengatakan bahwa pantauan terus dilakukan oleh Satgas baik itu didarat dan diudara. Dengan bantuan helikopter patroli pemantauan titik api dapat dilakukan secara maksimal.
“Pemantauan menggunakan helikopter lebih cepat untuk mengetahui lokasi titik api. Jika ditemukan titik api maka helikopter “water bombing” langsung memadamkannya,” kata Hamdan.
Sementara itu, berdasarkan pantauan BMKG, update Senin, terdeteksi duat hot spot yakni di Kabupaten Batanghari dan Tanjungjabung Barat. ant