Muarasabak, AP – Dalam rangka menjalankan program dari Pemerintah Pusat, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), saat ini tengah mendata Indeks Keluarga Sehat diwilayah kerja Puskesmas di kecamatan. Data indeks keluarga sehat ini berguna untuk mengetahui apa permasalahan kesehatan yang ada di desa maupun di kecamatan.
“Tahun 2019 mendatang, seluruh masyarakat harus sudah didata. Tenaga kesehatan Puskesmas dimasing-masing wilayah, mendata seluruh warga, kemudian direkam total datanya untuk dianalisis dan selanjutnya di reprensi, untuk mencari permasalahan kesehatannya dalam satu wilayah,” kata Pltu Kepala Dinkes Tanjabtim, Hedri, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/8) kemarin.
Setelah nanti terdapat ada satu keluarga yang mengidap penyakit, kemudian petugas memberikan pengobatan, pemeriksaan rutin, penyuluhan, agar penyakit yang diderita tidak bertambah parah. Jika memungkinkan untuk dirujuk, maka pihak Puskesmas bisa langsung merujuk ke rumah sakit.
“Misalnya, dalam satu keluarga, si suami menderita Hypertensi, istri sedang hamil yang beresiko, kemudian anaknya balita belum di imunisasi. Jadi kalau hypertensi, bagaimana penyakit itu tidak menjadi struk, kemudian ibu hamil yang beresiko, agar jangan dibawa ke dukun kampung, supaya dibawa ke rumah sakit. Petugas memberikan pengobatan, jangan sampai penyakit yang dideritanya bertambah parah,” sebutnya.
Setelah didata, lanjutnya, dan dilakukan perekaman data, nanti petugas akan memberikan paket informasi. Di paket tersebut, keluarga itu akan tahu apa permasalahan penyakit pada keluarganya. “Ada 12 indikator pada program ini. Jadi seluruh masyarakat wajib didata. Kemudian nanti setelah didata, akan diberikan paket informasi. Seperti misalnya hypertensi, itu penyakit menular. Berarti tidak boleh banyak makan garam, kurangi aktifitas dan lain-lain,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, program data indeks keluarga sehat ini juga untuk mengurangi beban defisit BPJS. Saat ini, keluarga yang sudah didata sebanyak 5.064 keluarga. Dan di Ptovinsi Jambi, baru Kabupaten Tanjabtim yang menjalankan program ini, kabupaten lain belum melaksanakan. “Yang sudah terdata itu 5.064 keluarga. Kabupaten lain belum ada melaksanakan ini,” ungkapnya.
Diharapkan, dengan adanya program ini, semua masyarakat bisa sehat, jika diberikan pembinaan dan pengobatan secara rutin. Dan dapat mengurangi beban kepada masyarakat miskin khusunya. “Ya, kita berharap program ini bisa membantu masyarakat untuk mengetahui penyakitnya,” harapnya. fni