Kualatungkal, AP – SMAN 1 Kualatungkal keluhkan kekurangan mobiler di beberapa rumbel. Sehingga kemegahan bangunan SMA unggulan di Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) ternyata tidak seindah pemandangan saat memasuki rumbel.
Dari pantauan awak media, di beberapa ruang belajar, selain meja sekolah yang mulai rapuh dimakan usia, bangku siswa juga nampak tak seragam bahkan sebagian besar menggunakan bangku plastik hingga nampak seperti di warung kopi.
Maulana, siswa kelas kelas 11 mengaku tak nyaman dengan kondisi mobiler di ruang belajarnya. Walaupun bersifat sementara jelas kondisi ini mengurangi kenyamanan proses belajar.
“Tidak nyaman saat belajar. Kalau bisa meja dan kursi dibuat baru seperti biasanya. Jadi proses belajar lebih nyaman,” harapnya Maulana, akhir pekan.
Sedangkan Kepala sekolah SMAN 1 Kualatungkal Khairil Anam menjelaskan, kekurangan mobiler sudah terjadi sejak 2 tahun terahir. Dengan bertambahnya Rumbel tidak dibarengi dengan penambahan mobiler seperti meja dan kursi.
Bahkan pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan pengadaan Mobiler ke propinsi namun hingga saat belum terealisasi.
“Kami belum tau jelas apa alasanya. Yang pasti pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan permohonan resmi,” tegasnya.
Khairil Anam juga mengaku sudah mendesak Dinas Pendidikan Provinsi segera memberikan mobiler. Bukan hanya ke Provinsi, pihak sekolah juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui dinas Pendidikan Kabupaten untuk segera merealisasikan kekurangan mobiler di SMA N 1 Kualatungkal.
“Kami sudah puas mengajukan permohonan namun belum ada tanggapan. Sebagai pihak sekolah, kondisi ini masih bisa diatasi, tapi bagi siswa mengaku kurang nyaman dan didak sedap dipandang. Bahkan siswa juga mengaku kurang nyaman saat proses belajar mengajar,” terangnya.
Sebagai sekolah yang banyak mendulang prestasi, baik di provinsi hingga nasional, seharusnya kekurangan mobiler dapat segera diatasi. Dengan diambil alihnya kewenangan ke provinsi , seharusnya, pihak diknas provinsi bisa melakukan surfe dan membaca kondisi yang dialami sekolah-sekolah di kabupaten.
“Jika memang tidak percanya silahkan tinjau lansung ke sekolah,” tegasnya. her