Kualatungkal, AP – Bagi pengguna media sosial harus berhati-hati berkomentar di dunia maya. Setiap kata, frasa untuk diumbar di media sosial sebaiknya dipikir secara matang sebelum dishare. Apakah mengandung kalimat provokasi, ujaran kebencian dan penghiaan kepada individu atau kelompok tertentu akan ada konsekuensi hukum menanti.
Di Kota Kualatungkal ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), salah seorang warga net dipolisikan para wartawan harian liputan daerah itu. Betapa tidak, warga net yang diketahui bernama Azhari melalui akun faceboknya menulis dikolom komentar sebut semua oknum wartawan makan suap.
Tidak hanya itu, dalam kolom komentar, akun Azhari juga menulis kalimat bernuansa provokatif, yakni oknum wartawan makan suap usir saja dari Kualatungkal. Perkataan itu dibeberkan akun Azhari disebuah postingan yang dibagikan di group pencerahan Tanjab Barat yang dihuni sekitar 28 ribu anggota, pada Senin (18/9) malam.
Tak pelak komentar akun Azhari berbuah laporan, dimana pada Selasa (19/9), para wartawan ramai-ramai mendatangi Mapolres Tanjabbar membuat laporan.
Ketua Pokja PWI Tanjabbar, M Rum, SH, menyebut bahwa komentar akun Azhari sudah menghina profesi wartawan. Selain itu komentar yang diposting juga provokatif.
“Kita sebagai wartawan merasa tersinggung dan ini sudah dalam masuk unsur penghinaan,” ujar alumni fakultas hukum Universitas Batang (Unbari) ini.
“Ini sudah sangat melecehkan profesi wartawan. Makanya kita laporkan ke polisi,” celetuk Jordan, wartawan Sarolangun Ekspres.
Belum ada keterangan dari pemilik akun Azhari terkait laporan para wartawan Tanjabbar ke Polres. Kaur Bin Ops Satreskrim, Ipda Agung.HW.SH.MH menegaskan, laporan awak media sudah diterima. Untuk saat ini kata dia, pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan.
“Saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Terkait pelanggaran Pasal 27 ayat 3 UU no 11 tahun 2008 tentang informasi da transaksi elektronik ITE. Dengan acaman pidana penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliyar,” tegasnya. (her)