Kualatungkal, AP – Ketua Dekranasda berkeinginan agar batik khas Tanjung Jabung Barat digunakan oleh pelajar di sekolah-sekolah. Perajin Batik bersyukur bila batik khas Tanjab Barat memang digunakan di sekolah.
Beberapa waktu lalu (19/09), saat pengukuhan pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tanjung Jabung Barat periode 2016-2021, ketua Dekranasda Tanjab Barat Hj Cici Halimah, menggagas batik motif dan corak khas Tanjab Barat digunakan di sekolah-sekolah.
“Kedepan batik untuk pelajar tingkat SD dan SMP kita selaraskan dengan batik khas Tanjab Barat,” ujar Hj Cici Halimah.
Dikatakannya, dengan penggunaan batik local di sekolah akan menjadi salah satu icon ciri khas Kabupaten Tanjab Bara. Selain itu, juga bisa mengangkat produksi local terus berjalan.
Sekretaris Dekranasda yang juga Kabag Perekonimian Setda Tanjab Barat Ir. Selamat Aprijanto membenarkan hal itu. Namun, untuk tahap awal akan dilakukan disosialisaikan terlebih dahulu. Bila sudah barulah akan diterapkan.
“Kita disuruh mencintai produk daerah sendiri. Maka dari itu, gagasan itu patut didukung semua pihak,” jelasnya.
Ditambahkan, untuk tingkat SMA karena kewenangannya sudah di Provinsi. Namun, pihaknya tetap akan melakukan sosialisasi. Untuk selanjutnya mereka akan berkoordinasi dengan Pihak Dinas Pendidikan Provinsi dan Dekranasda Provinsi dalam penerapannya.
“Secara bertahap tak menutup kemungkinan diterapkan kepada PNS di lingkungan Pemkab Tanjab Barat, perhotelan atau perusahaan untuk pakaian pada hari-hari tertentu,” tambahnya.
Karena itu menurut Selamet gagasan ketua Dekranasda Kabupaten itu akan menghidupkan industri kreatif batik di Tanjab Barat, yang mampu membuka peluang usaha serta membuka lapangan pekerjaan.
Sementara itu salah seorang pengerajin Batik Tanjab Barat mengaku sangat mendukung gagasan dari Ketua Dekranasda tersebut. Sebab, diakuinya bahwa sebenarnya Batik Tanjab Barat sudah lama ada. Bahkan sejak dirinya sendiri masih kecil sudah ada Batik Khas Tanjab Barat. Namun kurang terperhatikan dengan serius.
“Bila ada tujuan dari ketua Dekranasda ingin menggunakan batik khas Tanjab Barat sebagai seragam batik sekolah. Tentu kita akan mensuport penuh,”terang, Ahmad Daun bin Jailani.
Bahkan diakuinya, sampai saat ini di Tanjab Barat sendiri sudah memiliki motif batik khas sebanyak lebih kurang 40 jenis. Rata-rata motifnya mengambil tema dari alam seperti hasil laut dan hasil kebun. Hanya saja penggunaannya masih sangat terbatas.
Ahmad Daud sendiri menjadi perajin batik sejak tahun 2013 lalu.
Dirinya memiliki batik buatannya dengan motif udang ketak, buah kelapa, ikan lepuh, dan kerang. Pewarnannya sendiri juga cukup beragam seperti warna dasar, merah, hitan, biru, hijau dan pink serta lainnya.
“Pengerajin Batik kita sebenarnya cukup banyak juga. Khusus Tungkal Ilir saja ada empat perajin batik. Baik itu batik lukis maupun batik cap,”katanya.
Sedangkan keinginan penggunaan batik untuk sekolah itu sendiri akan menjadi tantangan bagi perajin batik seperti dirinya. Bila penggunaan batik dilakukan serentak. Dan yang dipinta adalah batik tulis atau batik Cap. Dirinya khawatir harga yang pantas akan memberatkan siswa.
“Rencana penggunaan batik local sebagai seragam tentu akan kita pikirkan agar harganya sesuai dengan kemampuan wali murid. Perkiraan kita tidak mungkin menggunakan batik tulis atau batik cap. Akan memberatkan wali murid yang kurang mampu,”ungkap Ahmad Daud.
Maka dari itu, dirinya memikirkan bagaimana membuat batik printing. Sehingga bisa diproduksi dalam jumlah besar dan bisa digunakan serentak untuk siswa sekolah. (mg)