Jambi, AP – Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi menyebutkan, harga komoditas karet di provinsi ini mulai menunjukan tren yang positif atau berkisar berada pada harga Rp11.600 per kilogram.
“Harga sebelumnya Rp9.000 per kilogram sekarang menjadi Rp11.600 per kilogram, harga tersebut berlaku di tingkat unit pengelolaan dan pemasaran bongkar yang terdapat pada beberapa kabupaten,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agus Rizal di Jambi, Kamis (28/09).
Sedangkan untuk harga komoditas di tingkat petani kata dia, berkisar Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogram atau mengalami selisih yang cukup jauh dari Unit Pengolahan Pemasaran Bongkar (UPPB) komoditas karet.
“Petani karet di Jambi boleh bersenang hati karena saat ini harga karet tengah mengalami kenaikan,” kata dia.
Di Provinsi Jambi terdapat 47 unit pengolahan dan pemasaran bongkar, namun saat ini yang masih aktif hanya sekitar 16 unit pengolahan dan pemasaran bongkar yang terdapat di Kabupaten Bungo, Batanghari, Tebo, Muarojambi, Merangin dan Sarolangun.
Kondisi ketersediaan komoditas bongkahan karet di Jambi cukup banyak dan tidak seimbang dengan jumlah pabrik yang ada, sehingga pabrik-pabrik kelebihan bahan baku.
“Hal inilah sebelumnya yang menjadi penyebab harga karet tidak bergairah, sehingga ke depan akan didorong pendirian pabrik baru agar jumlah bahan baku dan pabrik bisa seimbang,” katanya menjelaskan.
Sementara itu terkait masalah kualitas karet di Jambi saat ini kata dia, sudah ada Peraturan Gubernur No 15/2016 yang mengatur tentang kualitas bongkah karet atau block rubber.
Melalui peraturan tersebut hasil produksi karet petani akan lebih baik, sehingga ketika karet bagus akan mendorong harga, katanya menambahkan. ant