Jambi, AP – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi membentuk “pojok kependudukan” untuk memenuhi kebutuhan materi, informasi dan refrensi serta sebagai wadah pembelajaran bagi peserta didik dan mahasiswa tentang isu-isu kependudukan.
Pembentukan “pojok kependudukan” di Akademi Keperawatan (Akper) Garuda Putih Jambi itu diresmikan langsung Sekretaris Utama/Plt Deputi Pengendalian Kependudukan BKKBN RI, Nofrijal, Rabu (11/10).
Nofrijal mengatakan jumlah penduduk dunia saat ini sudah melebihi batas ideal. Sebab itu perlu dikuatkan program keluarga berencana dua anak cukup.
“Dunia sudah sesak, sudah padat penduduk. Saat ini jumlah penduduk dunia sebanyak 7,5 miliar padahal idealnya 6,5 miliar. Sebab itu ini menjadi persoalaan dan diperlukan program pengendalian jumlah penduduk,” kata Nofrijal.
Nofrijal mengatakan “pojok kependudukan” adalah suatu model yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar yang terkait dengan pengendalian penduduk. Dimana “pojok kependudukan” dijadikan tempat yang dimanfaatkan oleh seluruh anggota akedemisi baik dari Akfer Garuda Putih maupun akedemisi lain di Jambi.
“Ini bisa menjadi contoh untuk dikembangkan di kampus-kampus lain di Jambi,” katanya.
Menurutnya, di “pojok kependudukan” mahasiswa bisa memanfaatkan buku-buku dan informasi yang ada secara manual dan terhubung dengan sumber informasi lain terkait kependudukan dan pengendalaian penduduk di Indonesia.
Selain itu, di “pojok kependudukan” juga bisa terjadi proses transformasi antara mahasiswa dan dosen dan sebaliknya untuk mendiskusikan masalah-masalah kependudukan.
“Ini harus dijaga dengan bbaik, tingkatkan akses aksebilitas tamu di sini karena ini bisa menjadi model pendekatan dalam proses pengendalian penduduk,” katanya menjelaskan.
Di samping itu, Nofrijal juga berpesan kepada remaja Jambi khususnya agar menghindari bahaya latin dari kesehatan reproduksi. Seperti menghindari pernikahan dini, menghindari prilaku seksual menyimpang dan jauhi aksesbilitas penggunaan narkoba serta remaja dituntut harus produktif.
Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Jambi, Mukhtar Bakti, mengatakan peresmian “pojok kependudukan” ini merupakan langkah awal pembentukan di Jambi dan diharapkan menjadi contoh perguruan tinggi lainnya untuk membentuk di kampus masing-masing.
Mukhtar mengatakan, permasalahan kependudukan adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat. Setiap individu dalam komunitasnya akan sangat menentukan kondisi kependudukan di Indonesia.
“Tanpa melihat latar belakang, golongan darah, menengah ataupun kelas atas, tua maupun muda, memiliki logis bagi kondisi kependudukan atas prilaku dalam kehidupan sehari-hari,” kata Mukhtar.
Menurutnya berbagai isu kependudukan menjadi tantangan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Diantaranya jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, kualitasnya yang masih rendah, tingginya arus migrasi dan besarnya jumlah proporsi penduduk usia muda.
“Tantangan lain yakni menyiapkan penduduk usia muda agar menjadi sumber daya yang produktif dan berguna bagi bangsa serta menyiapkan penduduk usia lanjut agar menjadi lansia yang sehat mandiri dan tangguh,” katanya.
Dijelaskannya, dalam rangka pelaksanaan sinkronisasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk, pemerintah menetapkan program dan kegiatan penyelenggaraan pengendalian kuantitas penduduk yang salah satunya melalui kerja sama pendidikan kependudukan.
“Pendidikan kependudukan adalah upaya terencana dan sistimatis untuk membantu masyarakat agar memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang kondisi kependudukan, sehingga diharapkan masyarakat akan memiliki prilaku yang bertanggugjawab dan ikut peduli dengan kualitas hidup generasi sekarang dan mendatang,” katanya menjelaskan.
Mukhtar juga mengatakan, pelaksanaan pendidikan kependudukan dilakukan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Sebab melalui jalur pendidikan sangat potensial untuk mengembangkan pengetahuan tentang kependudukan. ant