Gazdinul: Bisa Dikonsumsi Asal Diproses Lebih dulu
Kerinci, AP – Hingga saat ini tingkat kekeruhan air di sungai Batang Merao semakin meningkat, bahkan sejumlah warga yang berada disepanjang sungai batang merao merasa khawatir dan enggan lagi memanfaatkan sungai Batang Merao sebagai keperluan untuk kebutuhan sehari-hari.
Salah seorang warga Desa Lubuk Suli, Lely mengaku tidak lagi memanfaatkan Sungai Batang Merao yang selama ini dimanfaatkan secara turun temurun oleh keluarganya, karena kondisi air yang sangat keruh. Sehingga sangat dikhawatirkan untuk dimanfaatkan, seperti untuk mandi hingga untuk minuman.
“Setiap harinya airnya selalu kuning, makanya tidak kita manfaatkan takutnya jadi sakit kulit hingga sakit lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kerinci, Gazdinul Gazam pada jumpa pers dengan sejumlah wartawan, dikantor bupati Kerinci, kemarin mengakui tingkat kekeruhan Air Sungai batang merao, memang tinggi. Terutama saat musim hujan, ungkap dia.
Namun, beber dia, setelah mengambil sample, kualitas airnya masih di kategori kelas dua, sehingga masih dapat digunakan untuk di minum, tapi melalui proses, seperti PDAM.
“Masih aman, masih memenuhi baku mutu lingkungan dan masih bisa dimanfaatkan,” sebutnya.
Pengakuan Gasdinul, dirinya juga membandingkan kondisi sungai batang merao dengan sungai Batang hari yang terbilang kualitas airnya rendah, karena air sungai sudah tercemar oleh merkuri akibat limbah dari pengolahan emas di merangin. Sedangkan untuk sungai batang merao di Kerinci hanya kekeruhannya masih bercampur dengan limbah rumah tangga saja.
“Solusinya berkaitan dengan pihak lain, pendangkalannya harus dinormalisasi, ada didaerah tertentu tebingnya runtuh, perumahan masuk pinggir sungai lima meter sepadan dengan sungai,” beber dia. hen