Batanghari, AP – Memasuki triwulan Ke-IV Pemkab Batanghari, melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan baru berhasil mengumpulkan Rp 1,3 Miliar dari target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 1,88 Miliar dari sektor pendapatan bibit sawit subsidi, anggaran APBD 2016.
Bibit sawit subsidi yang diberikan pemkab Batanghari, direalisasikan tahun 2017 ini, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan petani dalam meningkatkan komoditi Sawit bermutu. Pemerintah Daerah melalui Dinas Perkebunan Batanghari hingga saat ini telah mendistribusikan sebanyak 59 Ribu batang bibit sawit subsidi, dari 80 ribu Batang yang telah dianggarkan pada anggaran APBD Batanghari tahun 2016, dengan target distribusi 64 ribu.
“Bibit sawit yang akan didistribusikan tahun 2016 ini berada dilokasi balai benih di simpang Karmeo Kecamatan Batin XXIV. Bibit subsidi tersebut didapat dengan harga Rp 17.250/Batang termasuk label sertifikasi,” ujar Sekretaris Disbunnakan Batanghari, Nurdin Sitanggang.
Lebihlanjut dikatakannya Pemerintah,telah mendistribusikan 59 Ribu Batang Bibit sawit Subsidi. Pendistribusian bibit sawit tersebut berdasarkan urutan peserta yang telah membayar dengan harga bersubsidi sebesar Rp 17.250.
“Penerima manfaat tersebut adalah peserta yang tahun 2015 dan 2016 lalu telah menyampaikan usulan yang telah lolos verifikasi lahannya oleh tim pemeriksa,” ungkap Nurdin Sitanggang, Selasa (24/10) Kemarin.
Dijelaskan Nurdin dari jumlah kuota bibit Kelapa Sawit bersubsidi oleh Pemerintah Daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Batanghari akan mengantongi target omset PAD senilai Rp 1,88 Miliar.
“Disamping menjalankan program pemerintah disektor Perkebunan, pemerintah Daerah juga di untungkan hasil pembayaran bibit dari Petani.Sementara itu juga Petani tidak dirugikan, Sebab Bibit Sawit yang digelontorkan itu telah lolos dari pusat penelitian kelapa sawit(PKSS).”imbuhnya
Sebelumnya Nurdin menjelaskan,Jika petani membeli Bibit Sawit Perkawinan silang tersebut diluaran berkisar Rp 35.000/Batang,sementara karena bibit tersebut telah disubsidikan oleh Pemerintah,petani hanya membayar Rp 17.250/Batangnya,” ungkapnya. Sup