Jambi, AP – Dinas Perhubungan Provinsi Jambi membangun 20 titik halte untuk angkutan “bus rapid transit” yang akan menghubungan dua daerah, yakni Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi.
“Saat ini kami sedang menyelesaikan pembangunan halte bus mulai dari Kota Jambi hingga ke kawasan Mendalo, Kabupaten Muarojambi dan rencananya angkutan bus dan halte tersebut mulai dioperasikan pada November 2017,” kata Kepala Bidang Perhubungan Darat Dishub Provinsi Jambi, Gus Hendra, Rabu (25/10).
Pemerintah Provinsi Jambi mendapat bantuan lima unit bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang digunakan untuk transportasi umum berbasis sistem aglomerasi.
Ia mengatakan, dari 20 titik halte yang dibangun tahun ini diantaranya rute yang akan dilewati mulai dari kawasan UNJA Telanaipura, Simpang Rimbo, menuju Unja Mendalo, UIN Sultan Thaha Mendalo, Pijoan hingga Bapelkes Muarojambi.
“Rencananya nanti akan ada empat koridor, namun saat ini baru satu koridor yang akan kita coba terlebih dulu, yakni dari kawasan Telanaipura Kota Jambi menuju kawasan Mendalo Muarojambi,” kata dia.
Gus Hendra menjelaskan, pada koridor pertama yang akan diaktifkan tersebut bus angkutan itu akan beroperasi melewati jalur sepanjang 28 kilometer. Selanjutnya jika koridor pertama tersebut berhasil maka akan dilanjutkan pembangunan untuk koridor berikutnya.
“Jika untuk koridor yang pertama ini berjalan baik, maka diharapkan akan mendapat bantuan bus lagi untuk tiga koridor lainnya yang kita rencanakan itu,” katanya.
Sementara itu, untuk koridor dua yang direncanakan itu akan beroperasi sepanjang 27 kilo meter mulai dari kantor Bupati Muarojambi, menuju kantor Gubernur Jambi hingga menuju Bandara Sultan Thaha Jambi.
Sedangkan koridor tiga akan beroperasi pada jalur sepanjang 28 kilo meter, mulai dari Tempino, menuju Sebapo. Pall 10, simpang kantor Walikota Jambi hingga menuju Pall Merah Lama.
Dan koridor empat akan beroperasi sepanjang 43 kilo meter yang dimulai dari Terminal Alam Barajo, Pall 10 menuju Asrama Haji, Sijenjang hingga ke Candi Muarojambi.
“Untuk memenuhi empat koridor tersebut diperkirakan membutuhkan sebanyak 100 bus, sementara ini baru lima bus yang ada, sedangkan untuk empat koridor itu jumlah haltenya belum bisa kita perkirakan secara pasti, karena untuk menentukan titik pembangunan halte tersebut ada studi penghitungannya,” kata Gus Hendra menambahkan.
Herninda, mahasiwa salah satu perguruan tinggi di Jambi berharap dengan adanya “bus rapid transit” itu dapat mengurangi tingkat kemacetan yang sering terjadi di Jambi, dan berharap agar pembangunan halte diselesaikan serta dapat segera di operasikan Sementara itu, Fajar Wahyudi warga Kota Jambi mengatakan dengan adanya program ini, apakan pemerintah sudah memikirkan nasib bagi angkutan kota yang ada, dan bagaimana cara pemerintah menyosialisasikan ke masyarakat agar lebih menggunakan tranportasi umum untuk mengurangi kemacetan. ant