Jambi, AP – Pasca proses relokasi pedagang Pasar tradisional Angsoduo di kawasan Pasar, Kota Jambi, dari kawasan lama ke bangunan pasar Angsoduo baru di lokasi sebelahnya pada Minggu malam lalu, menemui pertentangan antara Gubernur Jambi H. Zumi Zola Zulkifli dan Walikota Jambi Syarif Fasha.
Hal ini membuat prihatin Yasir, pengurus Wilda Sumbagsel DPP PKS. Menurutnya, pertentangan antara Gubernur Jambi dan Walikota Jambi, seharusnya tidak perlu terjadi, karena Kota Jambi sebagai etalase Provinsi Jambi hendaknya memberikan tauladan bagi pemimpin di kabupaten/kota lainnya di Jambi.
“Kebijakan tata kota sebaiknya dikembalikan kepada RTRW yang sudah disepakati. Disamping itu, hendaknya setiap pemimpin mampu duduk bersama dan membahas secara baik demi kepentingan masyarakat Jambi,” katanya, Rabu (01/11).
Dia menilai, masing-masing pemimpin haruslah mampu mengendalikan egonya. “Pasalnya, masyarakat Jambi bisa dapat melihat pemimpin kita bekerja dengan hati bukan mengedepankan pikiran sesaat dan kepentingan politik saja,” tegas Yasir.
Dampak lainnya dari pertentangan kedua pemimpin muda Jambi tersebut, kepada generasi muda sehingga membuatnya resah.
Bagi generasi muda, imbuhnya, konflik kepentingan sangat tidak memberikan pendidikan politik yang sehat dan sekaligus menjadi efek negatif memandang dunia politik.
Oleh karena itu, katanya lagi, seorang pemimpin sebaiknya memimpin dengan kesejukan yang arif lagi bijaksana.
“Dengan demikian akan membuat masyarakat bergairah dalam bekerja sekaligus akan menjadikan generasi muda tidak apatis dan apriori terhadap masa depan mereka dalam partisipasi terhadap pembangunan di Jambi,” harap Yasir.
Sebelumnya, pihak Pemerintah Provinsi Jambi mendapatkan informasi, bila Pemerintah Kota Jambi akan memindahkan para pedagang Pasar Angsoduo ke Pasar induk Paal X yang dibangun pihak Pemkot Jambi sejak lama di kawasan Talanggulo.
Hal ini membuat resah para pedagang, sehingga membuat Gubernur Jambi Zumi Zola mendatangi para pedagang untuk berdialog.
Menurutnya, para pedagang resah atas kabar tersebut. “Pemerintah Provinsi Jambi memberikan kebebasan kepada para pedagang untuk memilih pindah ke bangunan Pasar Angsoduo baru atau ke Pasar Paal X. Yang pasti, pihak Pemprov Jambi akan memfasilitasinya,” ungkap Zola.
Sementara pihak Pemkot Jambi mengaku pemindahan tersebut, bukanlah pedagang kecil atau PKL, melainkan agen atau sub agen.
“Kita persilakan agen atau sub agen untuk pindah ke pasar induk Paal X, agar penataan kota lebih rapi dan nyaman,” imbuh Fasha.
Bangunan baru pasar modern Angsoduo ini, di bangun Provinsi Jambi seluas 7 hektar. Saat ini sudah tercatat lebih dari 500 orang pedagang sudah menempati di lokasi yang baru.
Sedangkan di pasar induk yang disiapkan Pemkot Jambi memiliki lebih 140 kios untuk agen. Tidak itu saja, ada sekitar 1.500 lapak untuk menampung sub agen. bdh