Muarasabak, AP – Kawasan pasar desa Simbur Naik Kecamatan Muarasabak Timur, diamuk si jago merah sekitar pukul 01.30 Wib Rabu (15/11) dini hari lalu. Hanya dalam tempo sekitar 2.30 menit, api berhasil meluluhlantakan sebanyak 75 rumah warga dan yang sebagian besar merupakan pusat pertokoan. Padahal beberapa hari lalu desa ini telah terkena musibah longsor, yang menyebabkan empat unit rumah warga rusak berat.
Lokasi kebakaran di Pasar Desa Simbur Naik atau tepatnya di RT. 03 dan RT. 04, merupakan kawasan padat penduduk dan struktur bangunan rumah warga setempat kebanyakan masih menggunakan kayu. Hal inilah yang membuat api dengan cepatnya menjalar, terlebih pada saat kejadian angin bertiup cukup kencang. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran tersebut.
“Kebakaran terjadi sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, setengah jam kemudian angin dilokasi kejadian cukup kencang. Sehingga api dengan mudahnya menjalar, sehingga sebanyak 75 rumah warga dan satu unit bangunan sarang walet ludes terbakar. Bahkan ada satu rumah warga lain yang terpaksa dirobohkan, guna menghindari kobaran api yang lebih luas,” papar Camat Muarasabak Timur Zulfaisal.
“Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 04.00 Wib dini hari, dimana setengah jam sebelumnya pemadaman dibantu mobil Damkar Kabupaten Tanjabtim,” tambahnya.
Kebakaran yang terjadi disaat warga setempat tengah tertidur lelap itu, membuat warga tidak sempat menyelematkan barang berharga yang dimilikinya. Meski pihak kepolisian belum dapat menaksir total kerugian, namun angka kerugian diprediksi mencapai milyaran rupiah.
“Karena lokasi kebakaran merupakan pusat pertokoan, saya kira total kerugiannya mencapai milyaran rupiah. Kebanyakan harta yang tertinggal hanya baju yang dikenakan warga saja,” kata Mustaqim, salah seorang warga setempat.
Terpisah Kapolsek Muarasabak Timur AKP Bambang Sutedjo mengatakan, asal titik api diduga disebabkan arus pendek dari rumah Abdul Aziz. Namun untuk memastikannya, pihaknya akan menunggu kedatangan tim porensi dari Polda Sumatera Selatan. “Untuk penyebab kebakaran saat ini belum dapat dipastikan, namun dugaan sementara disebabkan arus pendek dari rumah warga bernama Abdul Aziz,” kata Kapolsek.
Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini Pemkab Tanjabtim telah mendirikan posko terpadu, posko kesehatan, dan dapur umum. Berbagai bantuan seperti makanan cepat saji, pakaian, telah diberikan kepada 77 kepala keluarga atau 265 jiwa yang menjadi korban kebakaran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi, Jakfar, menyatakan “Data sudah final, rumah yang terbakar sebanyak 75 unit,” katanya.
Jakfar menjelaskan, saat ini BPBD tengah mendata jumlah Kepala Keluarga (KK) dan jiwa yang rumahnya terbakar tersebut.
Namun dia memastikan tidak ada korban jiwa pada insiden tersebut.
Untuk penempatan para korban, Jakfar mengatakan korban ada yang ditempatkan di rumah penduduk dan rumah keluarga mereka masing-masing.
Sedangkan untuk bantuan terutama bantuan dasar, Jakfar mengatakan sedang dalam proses. Pemerintah juga sudah mendirikan posko termasuk posko kesehatan untuk para korban.
Jakfar juga menyebutkan penyebab kebakaran di desa itu belum diketahui karena masih dalam penyelidikan kepolisian.
Pemerintah Kabupaten Tanjungjabung Timur mendirikan tenda pengungsian untuk menampung korban kebakaran “Tadi saya langsung komunikasi dengan BPBD dan sudah mendirikan tenda pengungsian untuk menampung sementara warga yang rumahnya terbakar,” kata Bupati Tanjungjabung Timur, Romy Harianto usai mengikuti prosesi ritual adat mandi safar di Desa Air Hitam Laut.
Penanganan bencana kebakaran tersebut kata dia, saat ini masih dilakukan oleh Pemkab setempat dan unsur terkait lainnya.
Di samping itu, kata bupati, pemerintah juga sudah mendirikan posko termasuk posko kesehatan untuk membantu para korban.
“Kami tentu prihatin dengan peristiwa kebakaran yang melanda, dan ini tentu akan menjadi bahan evaluasi dan akan langsung dikordinasikan dengan pihak PLN,” kata Romy.
Bupati menyebutkan, dari laporan yang ia terima, penyebab kebakaran di desa itu diketahui karena hubungan arus pendek listrik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten kata bupati masih mendata jumlah kepala keluarga (KK) dan jiwa yang rumahnya terbakar tersebut.
Selain itu dapat dipastikan tidak ada korban jiwa pada insiden yang terjadi pada dini hari tersebut. hif