Kerinci, AP – Menjelang Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kerinci, siswa dipungut biaya hingga ratusan ribu rupiah.
Informasi yang diterima untuk bisa melaksanakan UNBK, para siswa dipungut uang berkisar dari Rp 100 hingga 200 ribu per siswa.
Pengutan uang kepada siswa ini terjadi di SMAN 1 Kerinci di Hiang kecamatan Sitinjau Laut. Sementara alasan uang tersebut, untuk membelikan server agar bisa dilaksanakan UNBK di sekolahnya pada tahun 2018, mendatang.
Kondisi ini membuat sejumlah orang tua dari siswa merasa keberatan. Padahal telah ada larangan pungutan uang untuk persiapan UNBK kepada siswa. “Ya, kami sangat keberatan dibayar uang untuk membeli server, apa tidak ada anggaranya,” ungkap salah seorang orang tua siswa SMAN 1 Kerinci yang tidak mau ditulis namanya.
Terkait hal tersebut, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena anaknya kelas Tiga dan akan mengikuti ujian UNBK tahun 2018 mendatang. “Untuk kelas Tiga bayar 200 ribu persiswanya, sedangkan untuk kelas Satu dan Dua Rp 100 ribu,” bebernya.
Terkait pungutan ini, Wakil Kepala sekolah bidang kesiswaan SMAN 1 Kerinci, Sunardi, kepada wartawan, kemarin, terkesan bekilah.
“Coba tanya dengan pihak komite sekolah pak, karena itu kewenangan dari komite, ada ketua komitenya, tanya langsung. Karena komite hanya minta bantuan dari pihak sekolah saja,” jelasnya.
Sedangkan Kabid SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Dahnil Miftah, saat dikonfirmasi kemarin, mengatakan dirinya belum ada menerima informasi adanya pungutan untuk membelikan server untuk pelaksanaan UNBK tahun 2018. Sedangkan untuk membeli server itu tidak diperbolehkan pungutan untuk pembelian server. Namun, jika pembayarannya sesuai dengan kesepakatan komite tidak tidak menjadi persoalan.
“Sekolah tidak paksakan untuk melaksanakan ujian Online, kalau belum memenuhi persyaratan dan komputer. Tapi kalau disetujui komite tidak ada masalah, kalau orang tua dan komite untuk kemajuan pendidikan,” tandasnya. hen