Kerinci, AP – Sejumlah Lahan pertanian yakni sawah desa Pendung Talang Genting (Pentagen) Kecamatan Danau Kerinci, selalu dikeluhkan setiap hujan. Pasalnya puluhan hektare sawah didesa tersebut tidak bisa digarap karena terendam air.
Hal ini salah satunya diakibatkan meningkatnya Air Danau Kerinci setiap musim. Bahkan, kondisi ini diperparah dengan lambatnya air Danau Kerinci surut karena pintu keluar air Danau Kerinci di Desa Sanggarang Agung telah dangkal.
Rahmat, salah seorang warga Pentagen mengatakan, bahwa lahan sawah yang berada dipinggiran Danau Kerinci, sering tidak bisa digarap, lantaran luapan Danau Kerinci, terutama musim hujan.
“Setiap tahunnya, menjadi keluhan petani yang sawahnya di tepi (Pinggir Danau, red) karena setiap hujan lebat pasti terendam air, seperti sekarang sawah yang sudah ditanami terendam, hampir 2 Minggu,” ungkap Rahmad.
Disamping itu, juga dikarenakan pintu keluar air Danau Kerinci, di desa Sanggarang Agung telah mengelami pendangkalan, dikarenakan tidak pernah dilakukan normalisasi. Sehingga mengakibatkan lambatnya aliran air dari Danau Kerinci.
“Kita sudah menyampaikan kepada Kades untuk dapat mengusulkan dinormalisasi Pintu keluar air Danau Kerinci, karena sudah dangkal sekali, kalau tidak digali dekat jembatan itu banyak masyarakat yang tidak bisa menggarap sawahnya di pinggir Danau Kerinci,” pintanya.
Kondisi yang sama juga terjadi di desa Koto Tuo Ujung Pasir dan Ujung Pasir, kecamatan Danau Kerinci. Bahkan, hingga saat ini puluhan hektare sawah di Dua desa ini masih terendam banjir, petani pun tidak bisa menggarap lahan pertaniannya.
“Kita sudah besar padinyo, tapi sampai minin (Sekarang, red) masih juga terendam banjir, ado padi yang sudah hampir masak terendam, jadi terpakso di penen dalam air, kalau dak di panen bisa rusak, “kata Takwin salah seorang warga setempat.
Menurutnya, jika meningkat air Danau Kerinci, sawah di Ujung Pasir kesulitan untuk menggarap lahan sawah. “kita berharap pemerintah untuk dapat memberikan bantuan bagi sawah yang terendam air, “harapnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kerinci, Radium Halis, dikonfirmasi mengatakan, di wilayah Kabupaten Kerinci beberapa titik sawah yang rawan terendam banjir. Seperti kecamatan Gunung Tujuh, Danau Kerinci dan Keliling Danau. “Apabila dimusim hujan, sawah selalu terendam banjir,”jelasnya.
Namun, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kerinci telah mencari solusi untuk para petani di Dua Kecamatan yang sawahnya rawan terendam banjir. “Solusinya, dengan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP),” ujarnya.
Dijelaskannya, jika para petani sudah bergabung dengan AUTP, maka jika nantinya sawah mereka terendam banjir hingga berakibatkan gagal panen. Maka para petani, akan mendapatkan asuransi ganti rugi. “Saat ini, dari 11 Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi, hanya petani Kabupaten Kerinci yang belum bergabung dengan AUTP,”ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Kerinci, Asril, mengatakan untuk normalisasi merupakan kewenangan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI. “Untuk normalisasi bukan kewenangan Kabupaten, tapi itu adalah kewenangan dari BWSS. Kalau tahun ini ada beberapa titik di sungai Batang Merao di normalisasi seperti di Lubuk Nagodang kalau untuk keseluruhan saya kurang tahu persis lokasinya,” tandasnya. (hen)