Sungaipenuh, AP – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kota Sungai Penuh, menyayangkan minimnya kesadaran para petani untuk mengasuransikan tanaman padi mereka. Padahal, hal tersebut sangat bermanfaat, terutama saat mengalami puso atau gagal panen akibat dilanda cuaca buruk.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kota Sungai Penuh, Bomberdin, mengatakan bahwa program asuransi untuk tanaman padi milik petani sebelumnya telah di laksanakan lebih dari 1 tahun lalu. Namun hingga saat ini, hanya sedikit jumlah petani yang mengikuti program asuransi tersebut. “Yang gabung baru sedikit, padahal ini sangat bermanfaat,” ujar Bomberdin.
Minimnya yang bergabung dengan asuransi untuk tanaman padi, dikarenakan berbagai faktor. Diantaranya, banyak petani enggan mengeluarkan modal untuk membayar premi ansuransi. “Bayar modal duluan, ini yang membuat petani enggan untuk bergabung,” ucapnya.
Padahal, Bomberdin menilai, banyak manfaat yang akan diperoleh para petani dengan mengikuti program asuransi tanaman pertanian, khususnya padi. Diantaranya, akan menerima bantuan tunai ketika mengalami puso atau gagal panen. “Jika bergabung, maka ketika sawah mengalami fuso, otomatis dapat bantuan,” ungkapnya.
Beomberdin menjelaskan, dengan sekali membayar premi asuransi sebesar Rp 36 ribu rupiah perhektar setelah penanaman padi. Maka, petani akan menerima bantuan sebesar Rp 5.600.000 perhektar, jika mengalami gagal panen akibat bencana alam, maupun akibat terserang hama.
Sebagai daerah rawan banjir, terutama di Kecamatan Hamparan Rawang, Sungai Penuh, Tanah Kampung dan Pondok Tinggi. Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kota Sungai Penuh menghimbau, agar para petani mengikuti program ansuransi untuk tanaman padi. “agar suatu saat nanti jika mengalami gagal panen, kerugian yang dialami dapat ditanggulangi dengan bantuan dari program asuransi tersebut,” pungkasnya. (hen)