Jambi, AP – Pemerintah Provinsi Jambi tahun ini mematok target investasi yang cukup besar. Nilainya mencapai angka Rp 4,7 triliun, dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,3 triliun. Fokus investasi di tahun ini menyasar pada sektor industri.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Jambi, Imron Rosyadi mengatakan, tiap tahun target investasi naik berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Tahun 2017 target nilai investasi 4,3 triliun, Tahun 2018 kita targetkan Rp 4,7 triliun,” kata Imron, Rabu (03/01).
Dia mengatakan, Pemprov Jambi mendorong investasi sektor industri tersebut di wilayah timur Jambi karena daerah tersebut sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Selain itu sektor pariwisata katanya, terus dipromosikan agar investor berminat untuk berinvestasi. Sebab sektor pariwisata berdampak banyak pada masyarakat.
Menurutnya, investor yang menjajaki wilayah investasi di Jambi pada tahun 2017 ada yang dipastikan tertarik menanamkan modalnya, apalagi Jambi memberlakukan kemudahan dalam pengurusan izin.
“Kita sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP), artinya ada kepastian mengurus izin. Dengan kemudahan dan kejelasan itu diharapkan minat mereka (investor) untuk investasi di wilayah kita jadi jelas,” ujarnya.
Disamping itu, Imron juga minta masyarakat untuk welcome jika di daerah mereka ada investasi, sebab masyarakat juga faktor penentu investor mau datang. “Jadi investasi bukan masalah pemerintah di atas saja, tapi semua terlibat. Artinya rasa aman dan nyaman diperlukan pihak investor,” jelasnya.
Investasi kata Imron, adalah persoalan kompeherensif, sebab itu PMPTSP terus mengingatkan pemerintah kabupaten/kota untuk tidak lengah atas masalah-masalah di bawah yang bisa menghambat ivestasi, apalagi dalam pengurusan izin banyak pihak yang mengawasi.
Imron juga mengungkapkan, target investasi 2017 sebesar Rp4,3 triliun secara manual melebihi target. Namun angka pasti masih menunggu data resmi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 20 Januari 2018 mendatang.
Menurutnya lagi, kendala investasi adalah kondisi ekonomi dunia, banyak investor yang melihat progres ekonomi terlebih dahulu sebelum berinvestasi. Namun di Jambi meski ekonomi dunia kurang bertumbuh investasi tetap lancar, itu ditandai dengan tercapainya target nilai investasi bahkan melebihi target yang ditetapkan
“Investor melihat faktor ekonomi dunia secara keseluruhan, kalau ekonomi dunia bergejolak mereka (investor) menunggu waktu yang tepat menanamkan modalnya,” pungkasnya. met