Jambi, AP – Produksi padi di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi tahun 2017 tidak mencapai target yang ditetapkan atau hanya terealisasi 37.391 ton (78 persen) dari target sebanyak 47.548 ton karena faktor cuaca.
“Penyebab utama tidak tercapainya produksi padi tersebut akibat cuaca yang tidak menentu, dimana saat padi tengah memasuki musim panen tiba-tiba di hantam banjir sehingga banyak padi yang mengalami puso,” kata Kepala Bidang Produksi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batanghari, Alpian di Muarabulian, Selasa.
Alpian mengatakan produksi padi tersebut tercatat hingga November 2017, dan untuk bulan Desember belum diakumulasi. Jikapun ditambah Desember hanya meningkat dua persen atau produksi 2017 belum juga memenuhi target.
Meski produksi tidak mencapai target, namun luas tanam padi 2017 di daerah itu melebihi target yang ditetapkan. Dimana luas tanam ditargetkan 10.300 hektare teralisasi 10.527 hektare atau 102,6 persen.
Alpian menjelaskan, akibat cuaca ekstrim yang tidak menentu, banyak lahan pertanian sawah milik masyarakat yang mengalami puso. Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura Batanghari menyatakan tahun 2017 seluas 201 hektare lahan pertanian padi milik masyarakat daerah itu yang mengalami fuso.
Sebagian besar lahan pertanian padi yang mengalami puso tersebut berada di Kecamatan Mersam seluas 105 hektare dan Muara Tembesi 91 hektare.
“Untuk masyarakat yang lahannya mengalami puso akan kita usulkan mendapatkan bantuan benih ke pemerintah pusat melalui cadangan benih nasional,” katanya.
Sementara itu, untuk tahun 2018 Pemerintah daerah itu menargetkan luas tanam padi di kabupaten itu seluas 10.500 hektare dengan target produksi sebesar 50.400 ton.
Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi petani mengalami gagal panen, pemkab akan melakukan rapat penyusunan jadwal tanam di tingkat kecamatan. Dalam rapat tersebut masa tanam padi akan disesuaikan dengan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta pengalaman dari petani itu sendiri.
“Dengan dilakukannya rapat tersebut, harapannya masa tanam padi masyarakat tidak akan berbenturan dengan cuaca ekstrim. Selain itu juga untuk menghindari serangan hama,” katanya menjelaskan.
Alpian juga mengungkapkan, tahun ini Pemkab Batanghari juga diinstruksikan pemerintah pusat untuk melakukan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) sekitar 2.750 hektare. PATB tersebut dengan memanfaatkan lahan-lahan hutan dan lahan-lahan replanting untuk penanaman padi gogo.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kabupaten Batanghari untuk mendata lahan-lahan yang akan digunakan sebagai lokasi PATB. Dan tahun ini pemerintah daerah itu juga akan mendapatkan bantuan benih padi dari APBN sebanyak 68,7 ton,” kata Alpian menambahkan. ant