Muarasabak,AP – Rabu (31/1) siang tadi, Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), H Romi hariyanto mengahadiri Lauching Jaksa membimbing dan membantu masyarakat sabak (Jambu Masak). Acara yang dilaksanakan di aula kantor Kecamatan Nipah panjang itu bertujuan, untuk membangun sinergitas dan kepatuhan hukum masyarakat.
Bupati Tanjabtim dalam sambutannya mengatakan, kalau Lauching yang dibuat oleh pihak Kejaksaan negeri (Adi yaksa) itu adalah Ide kreatif.”Ini adalah bentuk sumbangsi yang diberikan oleh Adi yaksa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dengan Lauchingnya program ini, semoga dapat memudahkan masyarakat untuk berkonsultasi tentang hukum dan memudahkan untuk melaporkan kejanggalan yang ada diwilayah masing-masing terkait atau terkhusus masalah pembangunan yang merugikan masyarakat, sehingga jangan ada fitnah, jangan ada katanya katanya. Karena itu ada batasnya,” kata bupati.
Kemudian bupati meminta, agar komunikasi dengan pihak Kejaksaan tetap terjalin. “Jadi tolong dijaga komunikasi, pak kajari dan perangkatnya bukan momok, tapi mitra, mereka sama sama ingin membangun NKRI, jadi manfaatkan lah,” pinta bupati.
“Saya sepakat apa yang disampaikan pak Kajari, ini adalah salah satu bentuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Sumbangsi Adi yaksa bagi Tanjabtim untuk mengawal Tanjabtim. Kita akan sambut baik. Terima kasih kepada jajaran Adi yaksa, apa yang gelar dan dibagikan semoga menjadi amal bagi semua. ASN jangan segan segan, jalin komuniskasi,” sambungnya.
Riski fahrudin, Kepala Kejaksaan negeri (Kajari) muara sabak menyampaikan, kalau pihaknya itu adalah sebagai pelayan masyarakat. Dirinya diangkat dan berhentikan adalah keinginan dari masyarakat.
“Saya hakekatnya sebagai pelayan. Terlepas dari kejaksaan, kalau dilihat dari tingkat kepercayaan masyarakat (saat ini) turun. Saya sampaikan berbuat lah untuk masyarakat, lambat laun kita akan ada dihati masyarakat,” ucapnya kepada jajarannya.
Dengan adanya sarana Jambu masak ini, Riski fahrudin berkeinginan agar jajarannya lebih dekat lagi dengan masyarakat di bumi sepucuk nipah serumpun nibung.
“Saya melihat, penomena yang ada di masyarakat banyak gesekan, tapi sukur Alhamdulillah tidak ada gesekan masalah agama dan ras (di Tanjabtim). Karena kalau tidak kita yakini akan menjadi perpecahaan antara kita, agama itu sudah mengajarkan pokok, mengajarkan kita silahturahmi. Jadi jalinlah komunikasi,” pungkasnya.(fni)