Kualatungkal, AP – Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Dr. Ir. H. Safrial, MS mengajak masyarakat untuk menyelenggarakan Shalat Gerhana Bulan secara berjamaah di seluruh Masjid di Tanjabbar.
Shalat gerhana bulan di Kualatungkal, akan dilakukan di masjid Agung al – istiqomah pada hari Rabu, pukul 18.00 Wib, (31/01).
Bupati Safrial mengatakan, Fenomena alam super blue blood moon, yang terjadi pada Rabu malam ini mendapat perhatian dari semua kalangan. Fenomena alam tersebut akan berlangsung selama 5 jam 20,2 menit, tepatnya dari pukul 17.49 WIB hingga 23.09 WIB.
Melihat fenomena alam tersebut, Bupati Safrial mengajak masyarakat Tanjabbar untuk melakukan shalat gerhana bulan.
“Kami mengajak masyarakat Tanjab Barat untuk melakukan shalat gerhana bulan di masjid atau musholla terdekat,” kata Bupati Safrial.
Bupati juga menghimbau agar masyarakat memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil serta memperbanyak do’a untuk diri sendiri, keluarga dan keselamatan bangsa dan negara.
“Ini bisa jadi momentum bagi masyarakat untuk terus mengingat Allah SWT. Peristiwa ini, merupakan bukti kebesaran dan keagungan Sang Pencipta jagat raya tersebut. Kita juga harus bertafakur atas perisitiwa alam yang sangat langka ini,” ujarnya.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan fenomena gerhana bulan yang terjadi pada 31 Januari 2018, merupakan fenomena yang langka. Pasalnya, fenomena tersebut terjadi saat bulan berada dalam konfigurasi Supermoon dan Bluemoon.
Dikutip laman LAPAN, fenomena yang pernah terjadi 152 tahun lalu atau 31 Maret 1866 itu menjelaskan posisi supermoon terjadi ketika saat purnama Bulan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi sehingga ukuran Bulan ini menjadi 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada biasanya, sedangkan Blue moon adalah Bulan purnama yang terjadi dua kali dalam satu bulan kalender.
Fenomena yang terjadi pada 31 Januari 2018 diawali dengan gerhana sebagian, diikuti dengan gerhana total, gerhana parsial lagi, dan Bulan sepenuhnya terlepas dari bayangan Bumi. Sayangnya, peristiwa tersebut terjadi hanya di sebagian besar permukaan Bumi, yaitu dari daerah Amerika Utara, Samudera Pasifik, Siberia Timur dan Asia, termasuk di Indonesia. (hms)