Kualatungkal, AP – Pasca gerhana bulan akhir pekan kemarin, sepertinya berdampak kepada lingkungan, utamanya warga Kualatungkal yang merasakan itu. Tidak hanya tekanan angin bertiup kencang, banjir rob yang terjadi berbeda dari biasanya.
Banjir rob yang terjadi tidak hanya membanjiri ruas jalan dalam Kota, rata-rata pemukiman warga dalam Kota di serang banjir rob. Parahnya, air masuk hingga ke dalam rumah. Praktis membuat warga kelakaban. Meski tidak lama antara dua hingga tiga jam, namun banjir rob masuk ke rumah warga yang terparah dalam beberapa dekade.
Banjir rob tinggi dan beberapa jam kemudian surut, juga berdampak kepada lingkungan warga dalam Kota Kualatungkal. Volume sampah meningkat terbawa arus banjir seketika menggunung di sepanjang jalan hingga merusakan pemandangan dan lingkungan.
Dari pantauan aksipost pada Sabtu dan minggu sore kemarin, banjir rob menghantam jalan Sulthan Thaha, Parit Gompong, Jalan Melati, Simpang 4 Lampu Merah jalan Siswa dan sebagian besar jalan utama kota Kualatungkal. Banjir rob membuat aktifitas masyarakat tersendat.
Sebagian warga terpaksa menerjang banjir karena tidak ada jalur alternatif meskipun beresiko kendaraan mati dan bakal karatan.
“Kali ini cukup tinggi genangan airnya hingga menganggu aktivitas warga,” kata Deni Warga Kualatungkal.
Menurutnya, cerita orang tua dulu, tingginya pasang air laut terjadi karena gaya gravitasi bulan yang dua kali lebih besar dari gaya tarik matahari sehingga ketinggian air laut meningkat, walaupun banjir rob sudah menjadi fenomena tersendiri bagi warga kota Kualatungkal.
Banjir rob berbeda dengan bencana banjir lainnya. Sebab, air rob di Kualatungkal mengandung kotoran dan kandungan garam, tidak mudah untuk dibersihkan.
“Kalau masuk ke dalam rumah, lantai itu harus dibersihkan dua sampai tiga kali. Kalau tidak, tidak akan bersih dan menimbulkan bau tidak sedap,” tukasnya. Her