Jambi, AP – Kabar gembira bagi para pedagang Pasar Tradisional Angso Duo lama, Kota Jambi. Pasalnya pembangunan Pasar Modern Angso Duo Baru tersebut akan segera selesai.
Dirut PT EBN (Eraguna Bumi Nusa) H Nurjatmiko saat dikomfirmasi mengatakan, progres pembangunan tersebut hingga sampai saat ini telah mencapai sekitar 90 persen
Dirinya memastikan sebelum atau menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini Pasar Modern Angso Duo tersebut akan segera ditempati oleh para pedagang.
“Insya Allah sebelum puasa sudah ditempati, karna hingga saat ini pembangunannya sudah mencapai sekitar 90 persen,” ungkapnya, saat ditemui di kantornya, di kawasan Angso Duo, Rabu (07/02).
Selain itu, Jatmiko juga mengatakan untuk fasilitas penunjang lainnya, seperti arus listrik, air bersih dan masjid serta termasuk pos pengamanan polisi pengerjaanya terus dirampungkan.
Terkait dengan harga kios dan lapak di Pasar Modern Angso Duo, Jatmiko menjelaskan tergantung jenis dan ukurannya.
Namun, untuk memudahkan bagi para masyarakat untuk memiliki kios dan lapak di Pasar Modern Angso Duo tersebut, pihak PT EBN membuka kesempatan dengan cara keredit.
“Bisa juga sistem keredit dengan uang muka 30 persen dari harga, dan uang muka tersebut bisa dicicil hingga tiga kali dengan persyaratan yang telah ditentukan,” ujarnya.
Selain itu dia mengatakan, nantinya setelah lima tahun kedepan pembangunan tersebut akan diserahkan kepada pihak Pemerintah Provinsi sebagai pengelola selanjutnya.
Dikatakannya, sebagai kontribusi untuk pemerintah, saat ini PT EBN selaku pihak pengembang telah membayar uang sebesar Rp4,6 miliar.
“Sisanya sebesar Rp10 miliar lagi, dan akan disetor selama 5 tahun kedepan,” katanya menjelaskan.
Selain itu, dari total anggaran hingga saat ini, Nurjatmiko menjelaskan sudah menghabiskan anggaran untuk pembangunan sebesar Rp150 miliyar lebih dari total rincian sebesar Rp176 miliar.
“Pasar ini dibangun diatas lahan seluas 9,2 hektar, kami selaku pihak pengembang akan mempersembahkan yang terbaik untuk pedagang dan pemerintah,” paparnya.
Dijelaskannya, besarnya biaya pembangunan tersebut dikarenakan pembangunan pasar tersebut diatas tanah kategori labil, yakni pasir sehingga sangat rentan sekali terjadinya penurunan beban.
Karena pasar yang dibangun di atas lahan seluas 9,2 hektar selain dipinggir sungai tersebut, kondisi tanahnya bercampur pasir, sehingga harus membuat pondasi bangunan ekstra yang menggunakan anggar lebih besar lagi. (budi)