Jambi, AP – Masyarakat Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, saat ini dihantaui rasa ketakutan, khususnya yang ditinggal dialiran Sungai Batanghari.
Sebab dalam sepekan terakhir dua warga Kecamatan Tebo Ulu menjadi korban keganasan Buaya sungai Batanghari.
Sebelumnya, peristiwa mengerikan tersebut terjadi di Desa Pulau Jelmu pada 17 Februari lalu dengan korban bernama Hofsyah.
Belum lagi hilang rasa duka mendalam, berselang lima hari kemudian korban keganasan Buaya kembali terjadi di Desa Melako Intan dengan korban bernama Syamsidar yang merupakan nenek parubaya berusia 62 tahun.
Namun hingga saat ini belum ada upaya nyata dari Pemerintah Kabupaten setempat, sedangkan dalam sepekan terakhir sudah dua orang warganya menjadi korban keganasan Buaya.
Rosidi, Tokoh Pemuda Desa Pulau Jelmu meminta kepada pihak terkait, terutama Pemerintah Daerah agar segera mengambil tindakan agar keganasan Buaya selanjutnya tidak terjadi.
Karna memang diakuinya, populasi Buaya sungai tersebut belum pernah dilakukan penangkaran oleh pihak terkait sehingga perkembangannya semakin subur.
“Kami sangat berduka atas peristiwa tersebut, sementara aktifitas masyarakat kami melalui akses sungai Batanghari,” paparnya. Minggu (25/2).
Namun dikatakan oleh Rosidi, saat ini masyarakat Tebo Ulu setiap harinya gelar baca yasin disetiap kampung agar terhindar peristiwa yang serupa.
Sementara warga lainnya, Hatta, sangat menyayangkan atas sikap Pemerintah, dalam hal ini Bupati, mereka menilai tidak ada rasa simpati Bupati dalam peristiwa tragis tersebut.
Karna hingga saat ini tidak ada langkah dan upaya yang diambil untuk menghentikan keganasan Buaya tersebut.
“Sangat menyayangkan, jangankan upaya untuk mengambil tindakan, rasa berbelasungkawa pun tidak ada”, katanya.
Diakuinya, saat ini buaya ganas tersebut terus membuat resah warga, sering dijumpai hilir mudik melintasi sungai Batanghari. (budi)