Jambi, AP – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region II Sumbagsel menyebutkan, harga bahan bakar minyak jenis Dexlite di Provinsi Jambi naik Rp600 atau dari Rp7.650 menjadi Rp8.250 per liter.
“Untuk bahan bakar nonsubsidi di Jambi kenaikan paling kencang atau paling tinggi pada jenis Dexlite, yaitu sebesar Rp600 per liter,” kata Region Manager Communication dan CSR PT Pertamina MOR II Sumbagsel, Hermansyah Y Nasroen dihubungi, Selasa (27/02).
Dexlite merupakan bahan bakar diesel yang memiliki Cetane Number minimal 51 dan mengandung Sulfur maksimal 1200 part per million (PPM). Dia menjelaskan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dikarenakan adanya evaluasi harga jual BBM jenis umum atau BBM nonpenugasan ini dilakukan secara periodik.
Harga ini juga disesuaikan berdasarkan pertimbangan nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS.
“Jika harga minyak dunia bergerak naik, maka harga jual BBM hingga ke konsumen harus mengalami penyesuaian,” katanya.
Selain kenaikan pada bahan bakar jenis Dexlite, kenaikan juga terjadi merata pada seluruh bahan bakar nonsubsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex ).
Dia menyebutkan, untuk harga Pertamax di wilayah Jambi juga mengalami kenaikan Rp300 per liter menjadi Rp 9.000 dari harga sebelumnya Rp8.700 per liter.
Sedangkan harga Pertamax Turbo juga naik dari sebelumnya Rp9.700 menjadi Rp10.200 per liter untuk di wilayah Jambi.
Selain itu, Pertamina Dex juga mengalami kenaikan Rp300 per liter dari sebelumnya Rp9.800 menjadi Rp10.100 per liter.
“Sementara saat ini untuk harga BBM jenis Pertalite tetap atau tidak mengalami perubahan sama sekali,” kata Hermansyah.
Sementara itu, Anton (27) warga Kota Jambi mengaku, baru mengetahui ada kenaikan bahan bakar nonsubsidi itu setelah dirinya diberitahukan oleh petugas SPBU saat melakukan pengisian bahan bakar untuk kendarannya itu.
Ia pun menilai kenaikan harga bahan bakar nonsubsidi tersebut terbilang masih dalam tahap wajar karena memang selama ini untuk harga bahan bakar memang mengikuti tren harga minyak dunia.
“Menurut saya naiknya masih wajar sih, kalau naiknya cukup signifikan memang bisa berdampak pada semuanya,” kata Anton yang juga bekerja sebagai wiraswata itu. ant