Jambi, AP – Gubernur Jambi, H. Zumi Zola Zulkifli,S.TP,MA memberikan apresiasi kepada Kapolda Jambi berserta jajarannya yang sudah berulang kali mengamankan dan menggagalkan masuknya narkoba di Provinsi Jambi. Hal tersebut disampaikan Gubernur Zola saat HUT Yayasan Kemala Bhayangkari Ke 38, dengan Agenda Kunjungan Kerja Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja(Oase – KK) Terkait Bahaya Narkoba, Pornografi dan Kekerasan, bertempat di Abadi Convention Center (RCC) Jambi, Kamis (01/03) siang.
“Acara ini sangat penting sekali yang melibatkan Bapak Kapolda Jambi dan Bapak Danrem 042/Garuda Putih dalam memerangi narkoba di Provinsi Jambi, karena narkoba ini sangat berbahaya dan mengancam masa depan generasi muda Indonesia, khususnya Provinsi Jambi” tutur Zola.
Gubernur Zola menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jambi beserta pihak TNI Polri telah berkomitmen dalam memerangi Narkoba ini, dan juga telah mendapatkan perhatian dari Oase Kabinet Kerja bahwa narkoba ini sangat mengancam generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Oase Kabinet Kinerja datang ke Jambi untuk menyampaikan pesan dari Ibu Presiden, bahwa generasi muda Indonesia saat ini sangat rentan sekali terhadap ancaman dari narkoba.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolda Jambi, selama 1,5 bulan menjadi Kapolda Jambi telah banyak melakukan penangkapan narkoba yang nilainya lebih dari Rp. 10 milyar, belum lagi dari hasil penangkapan yang sebelumnya. Jadi, Provinsi Jambi sendiri sudah menjadi target jaringan narkoba,” ujar Zola.
Gubernur Zola mengemukakan, keagamaan harus diperkuat dalam memerangi narkoba ini, serta sangat diperlukan perhatian dari keluarga, karena agama dan keluargalah yang menjadi benteng pertama dalam memerangi narkoba ini. Keluarga harus memberi contoh yang baik, baik itu bapak maupun ibu, serta memberikan edukasi tentang bahayanya narkoba.
“Kita harus melindungi masyarakat dari bahaya narkoba ini, perhatian dan pengawasan dari keluarga sangat dibutuhkan, apalagi untuk generasi muda yang sangat rentan sekali terhadap bahaya narkoba ini, jangan sampai kita lengah dalam mengawasi generasi muda,” ujar Zola.
Lebih lanjut, Gubernur Zola mengatakan, selain narkoba, pornografi juga mengancam para generasi muda, apalagi ditengah kemajuan teknologi saat ini. Generasi muda sekarang telah menggunakan gadget, jadi kemajuan teknologi ini harus disikapi dengan bijaksana, perhatian dan pengawasan dari keluarga sangat dibutuhkan sekali, ditengah informasi informasi yang sangat mudah diakses.
“Kita harus selalu mengawasi generasi mudah ditengah kemajuan teknologi saat ini. Kita harus melindungi generasi muda dari, karena mereka yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini,” pungkas Zola.
Ketua Bidang III Sosial Budaya Oase Kabinet Kerja, Nora Tristyana Ryamizard Ryachudu, menyampaikan, peran keluarga sangat penting dalam menghadapi bahaya narkoba, pornografi dan kekerasan. Keluarga harus memberikan contoh yang baik kepada generasi muda, karena semua bermula dari keluarga. “Kita sebagai orangtua harus memberikan edukasi kepada generasi muda tentang bahayanya narkoba, pornografi dan kekerasan ini,” ujar Nora.
“Ibu Presiden berpesan, Indonesia saat ini sudah darurat Narkoba, untuk itu kita harus menjaga generasi muda agar tidak terkena narkoba dan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatasi bahaya narkoba,” tutur Nora.
Lebih lanjut, Nora juga mengingatkan, selain melakukan pengawasan terhadap bahaya narkoba dan pornografi kepada generasi muda, orang tua juga jangan melakukan kekerasan dalam rumah tangga, baik itu suami terhadap istri maupun istri terhadap istri, karena dampaknya sangat berpengaruh kepada generasi muda.
Kapolda Jambi, Brigjen Polisi, Drs.Muchlis AS,MH menyampaikan, acara ini merupakan momentum yang sangat tepat dalam upaya menolak berbagai macam ancaman narkoba, pornografi dan tindak kekerasan apapun yang ada di Provinsi Jambi. Pada tahun 2018 sampai saat ini telah terjadi 84 kasus tindak pidana narkoba, dengan pelaku wanita dan anak sebanyak 7 orang.
“Kita bisa melihat bahwa Provinsi Jambi sangat rentan sekali dengan kejahatan narkoba dan merupakan ancaman serius, terutama bagi generasi muda yang perlu mendapat penanganan khusus dan komperhensif,” ujar Muchlis.
Muchlis mengemukakan, ancaman yang timbul karena bahaya narkoba bukan hanya kepada pengguna, tetapi juga kepada sendi sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila negara Indonesia tidak bisa memerangi narkoba ini, maka Indonesia akan kehilangan satu generasi.
“Kita mengetahui bahwa, sasaran dari jaringan narkoba ini adalah generasi muda sebagai generasi penerus bangsa ini. Untuk itu kita harus lebih waspada terhadap ancaman narkoba ini, karena sekarang narkoba sudah mulai masuk ke sekolah sekolah,” terang Muchlis.
Lebih lanjut, Muchlis juga mengingatkan tentang bahayanya pornografi yang menyerang generasi muda ditengah kemajuan teknologi saat ini. Pornografi sangat berdampak buruk bagi mental generasi muda, seperti kasus perkosaan dan hamil diluar nikah dan penyakit kelamin. hms