Jambi, AP – Ratusan massa mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), melakukan unjuk rasa di Persimpangan Bank BI Telanau Pura, Kota Jambi dan langsung melanjurkan aksinya ke gedung DPRD Provinsi Jambi, dalam orasinya, mahasiswa menuntut, presiden tidak menandatangani UU MD3 sebagai penganti UU.
Mahasiswa sempat menduduki gedung DPRD Provinsi Jambi, yang sering diperguanakan Anggota dewan untuk rapat, karena tidak dapat bertemu langsung dengan Ketua DPRD Provinsi Jambi, Cornelis Buston. Namun pada saat itu Ketua DPRD sedang ada kegiatan menghadiri salah satu acara di Jambi.
Ada pun beberapa poin yang mereka sampaikan ke DPRD, mereka meminta DPRD Provinsi Jambi untuk menyosialisasikan MD3 kepada masyarakat. Kemudian untuk mengembalikan tugas Pokok Polisi.
“Selain itu mereka juga meminta MK untuk mengembalikan Demokrasi yang seungguhnya. Terakhir, revisi UU MD 3 terkiat inumitas anggota dewan,” ucap salah satu mahasiswa saat melakukan orasi.
Setelah sekitar satu jam melakukan unjuk rasa dengan menduduki ruang paripurna gedung DPRD, Wakil Ketua DPRD Chumaidi Zaidi kembali menemui mahasiswa, namun mahasiswa juga tidak terima dan hanya ingin ditemui Ketua DPRD.
Mereka lantas membubarkan diri dan tidak mau menggelar audensi bersama Wakil Ketua DPRD. “Kami maunya Ketua DPRD Provinsi Jambi, bukan wakilnya. Kami akan datang lagi Senin pekan depan dan ketua harus hadir,” kata salah satu korlap aksi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Chumaidi Zaidi menyayangkan sikap mahasiswa yang memaksa masuk ke gedung dan ruangan sidang paripurna. Apalagi mahasiswa sempat berdiri di kursi-kursi dewan.
“Sebenarnya bisa dengan cara baik, sampaikan apa yang mereka tuntut. Dan suratnya harus resmi bukan dalam bentuk selebaran agar DPRD bisa menyampaikan langsung ke Presiden,” kata Chumaidi.
Chumaidi mengatakan kedatangan mahasiswa menyampaikan aspirasi sebenaranya sangat diterima DPRD, namun harusnya bisa dilakukan dengan uadensi.
Disisilain, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan banyak mendengarkan kritik dan saran dari para pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia di Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta.
Zulkifli Hasan pada kesempatan tersebut menyampaikan materi Empat Pilar Kebangsaan di hadapan sekitar 150 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, antara lain, UI, ITB, IPB, IUN Jakarta, dan UGM.
Menurut Zulkifli, mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Mahasiswa sebagai generasi penerus pemimpin bangsa, kata dia, harus memiliki jiwa nasionalisme untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari upaya-upaya pihak tertentu yang ingin memecah belah NKRI.
“Mahasiswa harus memiliki komitmen nasionalisme dan menguatkan sikap toleransi dalam menjaga kebhinnekaan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan memberikan kesempatan kepada para pimpinan BEM se-Indonesia untuk memberikan masukan, saran, dan kritik kepada MPR RI.
Presiden BEM UGM Yogyakarta, Oded Kresna mengatakan sosialisasi Pancasila sangat penting sebagai Ideologi kolektif bangsa Indonesia, dan bukan ideologi sekelompok orang.
“Pancasila jangan diklaim hanya untuk sekelompok orang, tapi ideologi untuk seluruh bangsa Indonesia, dari semua lapisan masyarakat,” katanya.
Pimpinan Dewan Mahasiswa UIN Jakarta, Ahmad Nabil, mengatakan Indonesia harus memperjuangkan kemandirian pangan.
Menurut dia, Indonesia sebagai negara agraris yang wilayah geografisnya sangat luas, tapi sangat disayangkan banyak mengimpor bahan pangan.
“Padahal, banyak petani dan nelayan di Indonesia, lahan pertanian dan pantai juga sangat luas di Indonesia,” katanya.
Perwakilan BEM UI, Idmand Perdina menegaskan penolakannya terhadap UU MD3 yang telah mengalami perubahan kedua sehingga menjadikan DPR RI lembaga antikritik.
“Sebagai wakil rakyat, DPR seharusnya terbuka dan mau memperbaiki diri dengan kritik,” tegas Idmand.
Zulkifli Hasan pada kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih untuk semua masukan dan saran dari para pengurus BEM se-Indonesia.
“Saya berlapang dada terhadap kritik dari mahasiswa. Melihat kritik, analisa, dan semangat teman-teman mahasiswa, saya optimistis masa depan Indonesia bisa jauh lebih baik,” katanya. tim